Buat Panik Kru Pesawat, Lelaki Yaman Disidang di San Francisco

Pengadilan San Francisco mulai menyidangkan lelaki asal Yaman, Rageh Al-Murisi pada Selasa (10/5). Dalam persidangan, jaksa penuntut menyebut Al-Murisi sebagi penumpang yang gaduh dan berbahaya, karena membuat keributan di dalam pesawat.

Al-Murisi didakwa mengganggu awak kabin dan pilot pesawat American Airlines, saat pesawat itu akan mendarat di Bandara San Francisco pada hari Minggu kemarin. Lelaki berusia 28 tahun itu membuat penumpang dan kru pesawat panik karena disebut-sebut mencoba menerobos masuk ke ruang pilot dan meneriakkan kata "Allahu Akbar."

"Dia berusaha masuk ke kokpit pada saat paling kritis dalam sebuah penerbangan," kata Elise Becker, asisten jaksa agung AS. Apalagi saat ini AS sedang waspada pada kemungkinan aksi balas dendam menyusul tewasnya pemimpin Al-Qaida, Usamah Bin Ladin.

Menurut Becker, Al-Murisi tidak membawa tas apapun dalam perjalanannya. Saat diperiksa, petugas hanya menemukan surat keterangan jati diri Al-Murisi dari New York dan California, uang kas sebesar 47 USD dan dua cek dengan total nilai 13.000 USD dari dompet Al-Murisi. Lelaki asal Yaman itu juga tidak memberitahu kerabatnya di California bahwa ia akan datang ke kota itu.

Dalam testimoni yang disampaikan secara tertulis, petugas keamanan penerbangan Paul Howard yang ikut dalam penerbangan nomor 1561 itu menceritakan bahwa ia dipanggil oleh kru pesawat karena Al-Murisi memaksa masuk ke dalam kokpit yang disangkanya sebagai toilet. Ketika diberitahu bahwa itu bukan ruang kokpit, Al-Murisi tetap memaksa masuk dengan membentur-benturkan badannya ke pintu ruang kokpit, sambil berteriak-teriak dan terus berusaha membuka pintu ruang kokpit.

Dokumen yang diserahkan ke pengadilan disebutkan bahwa Al-Murisi meneriakkan kata "Allahu Akbar" saat memaksa membuka pintu kokpit, sebelum akhirnya berhasil diringkus oleh kru pesawat, dibantu oleh beberapa penumpang yang diantaranya terdapat mantan agen rahasia AS dan mantan petugas polisi. Pesawat akhirnya mendarat dengan aman di Bandara San Francisco, di tengah situasi ketakutan yang melanda para penumpang.

Penerbangan 1561 pada hari itu berangkat dari Bandara Internasional O’Hare Chicago menuju San Francisco dengan membawa 156 penumpang dan enam kru pesawat. Aparat keamanan AS sejauh ini tidak menemukan indikasi bahwa Al-Murisi memiliki hubungan dengan jaringan terorisme. Para penyelidik juga belum tahu motif dibalik tindakan Al-Murisi.

Pengaca Al-Murisi meyakinkan hakim persidangan bahwa kliennya bukan orang yang berbahaya. Tapi hakim James Larson menolak permohonan pembebasan Al-Murisi dengan jaminan dan akan melanjutkan persidangan kasus ini, Jumat (13/5). (ln/AP)