Walikota Brussels Freddy Thielemans menyatakan melarang rencana aksi unjuk rasa yang akan digelar kelompok yang menamakan diri mereka "Stop Islamisasi Eropa" (SIOE) pada 11 September mendatang, bertepatan dengan peringatan enam tahun peristiwa serangan 11 September di AS.
Kelompok itu mengumumkan rencana aksi "Stop Islamisasi Eropa" di depan gedung parlemen Eropa pada bulan Juli kemarin. Selain di Eropa, kelompok itu rencananya juga akan menggelar aksi serupa di AS, Kanada dan Australia.
SIOE adalah kelompok yang beranggotakan para individu dari seluruh Eropa dengan tujuan tunggal, yaitu mencegah agar Islam tidak menjadi kekuatan politik yang dominan di Eropa.
Kelompok ini menuding bahwa agama Islam telah dijadikan alat untuk menerapkan politik imperialis ala Islam dan mereka menilai bahwa ajaran-ajaran dalam al-Quran tidak sejalan dengan konsep demokrasi. Untuk itulah mereka melancarkan kampanye untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai "Islamisasi Eropa."
Namun, jauh-jauh hari, walikota Brussels sudah menyatakan melarang rencana aksi kelompok SIOE. Juru bicara walikota Brussels, Nicolas Dassonville menyatakan bahwa aksi tersebut berbahaya bagi kenyamanan publik. "Bahayanya bagi ketertiban umum sangat besar, " kata Dassonville seperti dilansir AFP.
"Komunitas asing yang tinggal di Brussels bisa saja bereaksi atas aksi protes ini, " sambungnya.
Kelompok SIOE dalam pernyataan yang dimuat dalam situs mereka, membalas larangan itu dengan mengatakan bahwa walikota Brussels tidak menyadari secara penuh menyadari apa tanggung jawabnya.
"Sebagai walikota sebuah ibukota di negara Uni Eropa, Anda tidak bisa begitu saja melarang warga negara Eropa mengekspresikan kebebasan konstitusional mereka, " tulis SIOE.
Aparat berwenang di Brussels setiap tahunnya menerima sekitar 500 sampai 600 permohonan izin menggelar aksi unjuk rasa. Dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini, hanya enam aksi unjuk rasa yang dinyatakan dilarang. (ln/iol)