British Museum Gelar "Hajj: Journey to the Heart of Islam".

British Museum akan menggelar pameran dan pertunjukan tentang perjalanan haji bertajuk "Hajj: Journey to the Heart of Islam". Pameran ini sudah dimulai sejak bulan Januari lalu, dan akan dilanjutkan di negara Afghanistan dan Iran.

Deputi Menteri Pendidikan Arab Saudi, Faisal bin Abdulrahman Al-Muammar, yang hadir dalam pertunjukan khusus pada Selasa (19/7) mengungkapkan harapannya, eksibisi ini akan memberikan pemahaman yang lebih luas bagi kalangan non-Muslim tentang ibadah haji.

Qaisra Khan, muslim yang lahir dan dibesarkan di Manchester, Inggris ditunjuk sebagai kurator pameran ini. Ia mengatakan, menggabungkan pameran dengan pertunjukan secara bersama-sama tentang perjalanan haji, membuatnya selalu teringat kembali dengan pengalamannya sendiri menunaikan ibadah haji.

Khan menyatakan, ia memang belum pernah melaksanakan haji besar, tapi sudah beberapa kali melakukan umrah. "Sulit rasanya dijelaskan dengan kata-kata," kata Khan ketika ditanya bagaimana perasaannya ketika pertama kali melaksanakan umrah di tanah suci.

"Sebuah pengalaman yang sangat menyentuh hati. Anda berada di tengah padang tandus: tidak ada telepon, tak ada uang–di Arafah, tempat paling penting dalam pelaksanaan haji, tidak ada toko-toko di sana, tak ada apapun. Anda dikelilingi pegunungan Arab Saudi dan Anda benar-benar seorang diri. Anda berada di tengah jutaan orang, tapi pada tahap itulah saatnya melakukan introspeksi diri," papar Khan menceritakan pengalaman umrah pertamanya.

Saat umrah, Khan berangkat dari bandara Heathrow menuju Kairo, lalu ke Jeddah dan Madinah. Baginya, ibadah haji adalah ibadah mental dan fisik, mulai dari mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali, berlari-lari kecil antara Safa dan Marwa, berdiam di Arafah dan melempar jumrah.

"Haji adalah perjalanan yang sangat berat. Itulah sebabnya, bersikap sabar dan tidak menyakiti orang lain menjadi elemen penting dari haji. Seorang jamaah haji tidak boleh bertengkar," ujar Khan.

Pameran haji di British Museum akan menampilkan benda-benda dan kisah-kisah tentang perjalanan haji. Antara lain, cuplikan biografi Malcolm X, tokoh hak asasi manusia dan muslim AS yang berhaji pada tahun 1964. Para pengunjung juga bisa melihat botol yang oleh petualang Richard Burton pernah diisi dengan air Zamzam pada tahun 1853.

Dalam pameran yang digelar atas kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi itu, pengunjung bisa mengetahui statistik jumlah jamaah haji, dan jangan heran jika melihat statistik itu, mayoritas jamaah haji dari masa ke masa bukanlah orang-orang Arab, tapi muslim dari negara-negara Asia, contohnya, Indonesia.

Kepala kurator Venetia Porter mengatakan, tujuan pameran haji di British Museum untuk memberikan pendidikan pada non-Muslim tentang Islam, sangat penting. "Banyak pemberitaan negatif tentang Islam di media massa. Kami ada di sini untuk memberikan sisi yang positif," ujar Porter.

Sementara itu, Direktur British Museum Neil MacGregor mengatakan, haji adalah fenomena yang mendunia. "Dan masyarakat harus mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini," ujarnya. (kw/TheNation)