Serangan bom telah memicu baku tembak di gerbang bandara, di mana malam sebelumnya ada 5.000 warga Afghanistan dan kemungkinan beberapa orang Amerika mencari akses ke bandara untuk melarikan diri.
Kerumunan telah berkumpul selama berhari-hari untuk melarikan diri dari negara itu, dan ada beberapa peringatan tentang ancaman serangan teror ke area itu–terutama dari kelompok ISIS Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau IS-K.
Pentagon mengonfirmasi ledakan pertama terjadi di area gerbang bandara. Ledakan kedua terjadi di Hotel Baron, tempat di mana orang-orang Amerika telah berkumpul untuk penyelamatan dan evakuasi.
Pentagon mengakui sejumlah anggota layanan militer AS tewas dalam serangan yang kompleks di bandara Kabul.”
“Sejumlah lainnya dirawat karena luka-luka,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan. “Kami juga tahu bahwa sejumlah warga Afghanistan menjadi korban serangan keji ini.”
Tidak jelas sejauh mana cedera yang diderita oleh pasukan AS, dan berapa banyak orang lain yang terluka dalam kerumunan besar yang secara teratur berkumpul di bandara yang berusaha melarikan diri dari Taliban.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 1.500 orang Amerika kemungkinan masih berada di Afghanistan.
Taliban telah bergerak cepat di seluruh negeri menjelang rencana penarikan tentara AS pada akhir bulan, membuat AS lengah dan menyebabkan kekacauan di bandara Kabul dan upaya evakuasi massal.
Hingga Rabu lalu, 82.300 orang telah diterbangkan keluar dari Afghanistan, termasuk 4.500 warga AS.
Saat ini ada 5.200 tentara AS di bandara dan ribuan pengungsi Afghanistan masih di landasan menunggu untuk dievakuasi. Pesawat-pesawat AS berangkat setiap 40 menit dari bandara.
Seorang sumber yang diberi pengarahan tentang situasi di bandara mengatakan kepada Fox News bahwa ada ratusan milisi ISIS di sekitar banadara dan memperingatkan bahwa serangan “kemungkinan akan berlanjut.”
“Taliban pada dasarnya benar-benar berhenti membiarkan orang Afghanistan lewat,” kata sumber itu. “Mereka kebanyakan membiarkan orang Amerika lewat, tetapi banyak yang menjauh karena ancaman ISIS.”
“Militer terus mundur dan meninggalkan bandara. Hampir pasti orang Amerika akan tertinggal,” kata sumber itu. “Mereka harus diekstraksi setelah fakta melalui negosiasi Taliban atau cara yang tidak konvensional.”
Presiden Joe Biden telah menghadapi tekanan signifikan, baik di dalam negeri maupun dari sekutu internasional, untuk menunda tanggal penarikan tentara AS. Namun, sejauh ini Biden berjanji untuk tetap menarik tentra AS sesuai jadwalnya.
Senator Lindsey Graham, mendesak pemerintah Biden untuk membangun kembali kehadiran di bandara Bagram dan melanjutkan evakuasi di sana.
“Saya mendesak Administrasi Biden untuk membangun kembali kehadiran kami di Bagram sebagai alternatif dari bandara Kabul sehingga kami tidak meninggalkan sesama warga kami dan ribuan sekutu Afghanistan,” tulis dia di Twitter.
“Ini bukan masalah kemampuan, tapi masalah kemauan,” lanjut dia.
Pemboman di bandara Kabul terjadi beberapa jam setelah Departemen Luar Negeri memperingatkan warga Amerika di luar gerbang bandara Kabul untuk “segera pergi” karena meningkatnya ancaman teroris.
“Warga AS harus menghindari bepergian ke bandara dan menghindari gerbang bandara saat ini,” bunyi peringatan tersebut.[sindonews]