Serangan bom di distrik Raman, Provinsi Yala, Thailand selatan menewaskan lima orang polisi dan menyebabkan satu orang lagi luka-luka serius.
Ledakan terjadi akibat bom yang disembunyikan di jembatan distrik Raman pada Rabu kemarin (25/7) dan bom meledak ketika rombongan polisi melintasi jembatan.
Ledakan membuat kendaraan yang ditumpangi polisi terbalik dan masuk ke sungai di dekatnya. Empat orang polisi meninggal dunia seketika.
Satu orang polisi meningal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Polisi keenam dilaporkan dalam keadaan kritis di rumah sakit setempat.
Mereka diterjunkan ke lapangan untuk memberikan pengamanan kepada para guru yang sering menjadi sasaran serangan.
Ledakan diikuti oleh tembak-menembak antara polisi yang selamat dan para penyerang namun penyerang kemudian melarikan diri.
Senjata polisi
Polisi sudah menutup lokasi kejadian dan meminta tambahan personel.
Kepala Kepolisian Daerah Yala, Pirat Boonliang, mengatakan kelompok perlawanan yang bernama Runda meledakkan bom dari hutan.
“Mereka membawa lari senjata milik polisi,” katanya seperti dikutip kantor berita Bernama.
Kelompok perlawanan berhaluan Islam sebelumnya dituding berada di balik berbagai aksi kekerasan di tiga provinsi bagian selatan, Pattani, Narathiwat dan Yala, selama delapan tahun terakhir. Lebih dari 5.000 orang meninggal dunia akibat kekerasan itu.
Serangan bom dan serangan senjata dengan sasaran tentara, warga sipil termasuk warga Buddha dan Muslim, sering terjadi di kawasan selatan.
Pemerintah masih memberlakukan keadaan darurat di daerah-daerah yang paling parah dilanda kekerasan.
Pihak berwenang memperingatkan kelompok perlawanan kemungkinan meningkatkan serangan selama bulan suci Ramadhan.(fq/bbc)