Ulama di Pakistan dan warga Muslim di Denmark, mengecam insiden ledakan bom mobil yang terjadi di depan gedung kedutaan besar Denmark, Senin (2/6). Namun para ulama Pakistan menyatakan, insiden ini terjadi karena pemerintah Pakistan dan Denmark meremehkan umat Islam terkait penerbitan kembali kartun-kartun Nabi Muhammad Saw oleh media cetak Denmark.
Mufti Muhammad Naeem dari Karachi yang juga Kepala Sekolah Sekolah Islam Jamia Binoria menyatakan mengutuk serangan bom kemarin dan mengatakan bahwa insiden itu tidak ada kaitannya dengan Islam. Ia juga menegaskan bahwa Islam melarang umat Islam menyerang warga non-Muslim yang tinggal di negara Muslim.
Ketua Komite Pusat Rukyatul Hilal Pakistan, Mufti Munib Ar-Rahman sepakat dengan Muhammad Naeem. "Menurut syariah, orang asing berada di bawah perlindungan hukum pemerintahan Islam. Kami tidak membenarkan atau mendukung insiden ledakan ini, " ujar Ar-Rahman.
Para ulama Pakistan juga tidak membenarkan jika serangan ini dijadikan alasan untuk membalas tindakan media cetak Denmark yang memuat kartun-kartun yang melecehkan Rasulullah. Meski mereka mengakui bahwa sentimen umat Islam di Pakistan dan di belahan dunia lain meningkat akibat kartun-kartun tersebut. "Tapi, insiden ledakan ini tetap tidak dibenarkan, " tukas Ar-Rahman.
Sejak media cetak Denmark menerbitkan kembali kartun-kartun yang menghinakan Rasulullah, kedutaan besar Denmark sering menerima ancaman, tak terkecuali kantor kedutaannya di Pakistan yang memaksa mereka memindahkan hampir semua staff kedutaannya ke tempat lain. Menurut pejabat hubungan luar negeri Denmark, ketika insiden ledakan terjadi hanya ada satu orang warga negara Denmark di gedung kedutaan besar.
Di sisi lain, para ulama Pakistan menyalahkan pemerintah Pakistan dan Denmark yang dianggap gagal menangani persoalan kartun tersebut. "Kalau pemerintah Pakistan mengambil langkah konkrit dan nyata sebagai respon atas protes-protes yang terjadi terhadap kartun-kartun tersebut, serta menyampaikan kecaman yang tegas terhadap pemerintah Denmark, insiden ini mungkin tidak akan terjadi, " kata Mufti Ar-Rahman.
"Pemerintah Pakistan sayangnya sudah gagal untuk memenuhi harapan umat Islam di Pakistan. Seandainya pemerintah segera bertindak terhadap munculnya kartun-kartun Denmark itu, misalnya dengan mengusir duta besar Denmark, situasinya mungkin akan berbeda, " sambung Mufti Naeem.
Ulama dan sejarahwan Pakistan Maulana Ghulam Rasoul juga mengkritik pemerintah Denmark yang menerapkan standar ganda. "Di banyak negara Eropa, orang tidak boleh bicara atau menulis tentang Holocaust. Tapi, ketika ada yang melecehkan Rasulullah dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi, tidak ada tindakan yang tegas. Kami tidak bisa menerima hal ini, " kritik Ghulam.
"Jika pemerintah Denmark mengambil sikap yang tegas seperti yang diinginkan negara-negara Muslim, persoalannya mungkin sudah selesai, " sambung Ghulam.
Warga Muslim Denmark juga menyatakan mengecam serangan bom di depan kedutaan besar Denmark. "Kami mengecam aksi ini dan aksi-aksi kekerasan lainnya, " kata Muhammad Al-Barazi, ketua Asosiasi Muslim Denmark. (ln/iol)