George Bisharat, seorang profesor hukum di Hastings College, San Francisco menyatakan, boikot terhadap Israel yang dilakukan sejumlah kalangan adalah tindakan yang benar bahkan diperlukan untuk menyelesaikan krisis Palestina-Israel.
Dalam artikelnya yang dimuat di San Francisco Chronicle Bisharat menulis, ketika para politisi gagal mencari cara untuk menyelesaikan krisis, maka masyarakat harus melakukan sesuatu dan itulah sebabnya mengapa beberapa gereja, organisasi massa, universitas dan sejumlah kelompok lainnya di AS, Kanada, Eropa dan Afrika Selatan menyerukan boikot terhadap Israel, karena Israel-lah elemen utama dalam krisis di Timur Tengah.
Israel telah merampas harta ratusan ribu pengungsi Palestina tanpa memberikan kompensasi dan secara sistematis menyiksa para tahanan yang banyak di antaranya dipenjara tanpa proses pengadilan.
Rejim Zionis, tulis Bisharat, juga melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawannya, termasuk rakyat Palestina yang hidup di wilayah yang dijajahnya, serta menempatkan orang-orang Yahudi Israel di tanah-tanah jajahan tersebut.
Bisharat mengatakan, tindakan rejim Zionis Israel terhadap bangsa Palestina, mirip dengan apartheid di Afrika Selatan. “Jika boikot untuk memprotes apartheid layak dilakukan, maka cukup adil jika boikot juga dilakukan terhadap Israel, ” tulis Bisharat.
Lebih lanjut ia mengatakan, dukungan yang diberikan AS pada Israel, membuat rejim Zionis itu terus melakukan kekejaman terhadap bangsa Palestina. Seperti diketahui, pemerintah AS telah memveto resolusi nomor 41 Dewan Keamanan PBB yang isinya mengutuk tindakan-tindakan Israel. Selain itu, pemerintahan Bush juga meningkatkan bantuan dana untuk memperkuat militer Israel.
Menurut Bisharat, PBB seharusnya sejak lama sudah mengeluarkan ultimatum untuk Israel, seperti PBB mengultimatum Irak. Namun peringatan atas kekejaman Israel dari PBB tidak pernah ada, meski penjajahan Israel dan kejahatan Israel atas bangsa Palestina sudah berlangsung selama 40 tahun.
Bisharat juga mengkritik sikap dunia internasional yang lebih berambisi menjatuhkan sanksi pada negara-negara seperti Suriah, Sudan dan lainnya.
Begitu juga dengan persoalan nuklir, Bisharat menyatakan dunia internasional cenderung diam dan tidak bersikap keras, soal pengembangan nuklir yang dilakukan Israel. (ln/presstv)