Council on American – Islamic Relations (CAIR) sebuah organisasi yang banyak menangani permasalahan Muslim AS memberitakan, seorang anak berusia 3 tahun dilarang memasuki wilayah AS sepanjang dua tahun terakhir.
Alasannya sungguh tidak masuk akal, karena secara kebetulan nama anak tersebut sama dengan tokoh pejuang Palestina sekaligus penggagas intifadhah untuk mengusir penjajah Zionis Israel, yakni Ahmad Yasin.
Sejumlah berkas visa yang dibawa salah seorang keluarganya di Maroko selama dua tahun ditahan oleh petugas imigrasi AS. Itu sebabnya para tokoh Islam di AS melalui organisasi CAIR meminta agar para petugas imigrasi AS segera menjelaskan masalah ini.
CAIR menyebutkan bahwa pihaknya juga menemukan sejumlah kasus mirip yang dialami kaum Muslimin, yang dilarang masuk ke wilayah AS. Dan alasannya juga sama, yakni terkait nama mereka yang mirip atau persis dengan nama pejuang Islam.
Abdel Boujrad, sang ayah dari anak yang bernama Ahmad Yasin itu adalah asli penduduk Maroko dan telah tinggal di AS pada tahun 1997 setelah secara sah mendapat izin kependudukan di AS tahun 2005. Isterinya kemudian menyusul mendapat izin kependudukan di AS sejak tahun 2006. “Setiap kali saya meminta keterangan dari pihak imigrasi, selalu saja mendapat jawaban yang berbeda-beda, ” ujarnya.
Syaikh Ahmad Yasin sendiri, sang tokoh pejuang inspirator intifadhah, yang boleh jadi sekaligus menjadi inspirasi nama bagi anak mereka, telah gugur dalam serangan brutal pesawat udara Israel pada Senin subuh 22 maret 2004. Ia meninggal setelah 3 rudal yang dilepaskan melalui helikopter Apache milik Zionis menghantam tubuhnya yang lumpuh total. (na-str/cair)