Ketika Muslim dunia merayakan secara meriah hari raya Idul Adha , kesedihan melanda di Jalur Gaza yang terkepung , dengan blokade Israel dan naiknya harga menghancurkan setiap harapan menikmati hari raya secara damai dan menyenangkan .
“Setiap Idul Adha menjadi lebih buruk setiap tahunnya , perekonomian serta suasana sosial menjadi tak menentu, ” Om Wassim , mengatakan kepada Al -Monitor saat ia sedang membeli pakaian untuk dua anak perempuannya .
Tahun ini , karena perbatasan Rafah sering ditutup oleh pemerintahan kudeta Mesir telah menyebabkan lebih banyak beban akibat memburuknya kondisi ekonomi di Jalur Gaza.
Mohammed Hussein Abdullah , seorang pemilik peternakan , mengatakan bahwa ia hanya menjual sekitar 35 ekor lembu dan domba di tahun ini , dan sangat jauh bila dibandingkan dengan 250 lembu pada tahun 2012 . Kondisi ini terjadi karena daya beli masyarakat yang sangat menurun.
Israel telah mengurung dengan blokade yang parah atas Gaza sejak Hamas terpilih untuk berkuasa di Gaza pada tahun 2006 .
Pengepungan itu lebih diperketat sejak Hamas memegang kendali penuh atas perbatasan pada tahun 2007 . Pengepungan itu sangat memperburuk kehidupan di Jalur pantai yang miskin tersebut.
Situasi semakin diperparah setelah Israel melancarkan serangan yang mematikan selama tiga minggu pada akhir 2008 , menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ribuan terluka dan meninggalkan kondisi perbatasan semakin hancur. (OI.net/KH)