Biksu dan 969 Teror Muslim di Myanmar

Ultra-nasionalis Buddhis terlihat melakukan gerakan penghasutan di ibukota komersial Myanmar, Yangon, mereka melakukan gerakan apartheid dan menyalakan gelombang kekerasan anti-Muslim di pusat kota itu.

Banyak Muslim di kota mengatakan mereka hidup dalam ketakutan setelah puluhan saudara seiman mereka tewas pada bulan Maret oleh massa Budha yang dilecut oleh para biarawan dari gerakan “969”, symbol yang mengacu pada atribut Buddha, ajaran-ajarannya dan kerahiban.

Kondisi mulai pulih di Meikhtila dan daerah sekitarnya setelah pihak berwenang memberlakukan darurat militer dan pasukan dikirim ke wilayah tersebut . banyak wartawan melihat dengan jelas  kekerasan tersebut terorganisir dengan baik, bersekongkol dengan polisi yang menutup mata atas peristiwa tersebut.

Tapi kekhawatiran kalangan umat Islam akan berlangsung lama di Yangon, kota berpenduduk sekitar 4 juta orang, situasi ini  akan  mengalami perubahan yang cepat selama masa transisi Myanmar sejak  49 tahun kekuasaan militer yang berakhir pada Maret 2011.

Ketakutan  setelah 13 anak muslim tewas terbakar  dalam kebakaran di sebuah sekolah Islam pada 2 April. Para pejabat menyalahkan peralatan listrik rusak tetapi banyak umat Islam percaya bahwa kebakaran itu sengaja oleh pihak budha.

“Pada malam hari kami tidak ada tidur,” kata Mohamed Irshad dalam perjalanan pulang dari sholat Dzuhur di sebuah masjid di Mingalar Taung Nyunt, lingkungan yang sebagian besar Muslim. “Kami bergantian menjaga, karena beberapa waktu mereka mungkin bisa  datang untuk menyerang.”

Ruhla Min, mengatakan imam masjid memperingatkan jemaahnya untuk tidak terprovokasi menjadi kekerasan, tetapi untuk bersabar dan tetap tenang. “Kami berdoa untuk perdamaian,” kata Ruhla Min.

Beberapa symbol radikal “969” dan para biksu telah berbicara di Yangon dalam beberapa pekan terakhir dan rekaman  video pidato mereka tersebar secara luas.

Di antara penghasut  adalah  biksu Wirathu, yang dipenjara juga  karena menghasut kerusuhan anti-Muslim tahun 2003 dan dibebaskan tahun lalu ketika pemerintah membebaskan ratusan tahanan politik.

Kyi Lwin, yang menjual DVD para biksu  di pusat Yangon, mengatakan ia tidak anti-Islam tapi  hanya untuk “membangun pagar” di sekitar Buddhisme dan mencegah umat Buddha dari berinteraksi dengan umat Islam yang mungkin mencoba untuk mengubah agama mereka. Pidato biksu yang meyakinkannya untuk tidak membeli barang dari Muslim atau makan di restoran mereka, katanya.

Ye Htut, juru bicara presiden dan wakil menteri informasi, mencatat bahwa Myanmar memiliki lebih dari 500.000 biksu.

Setidaknya 110 orang tewas dalam serangan terhadap Rohingya Muslim dalam dua serangan kekerasan di negara bagian Rakhine di barat pada tahun 2012, menurut pemerintah.

Puluhan ribu Muslim Rohingya, yang diusir oleh warga Myanmar kini mereka hidup di kamp-kamp pengungsi.

Permusuhan terhadap Muslim Rohingya yang lama, terutama di negara bagian Rakhine di mana diperkirakan 800.000 dari mereka tinggal. Sebaliknya, Yangon adalah kota yang beragam , banyakterdapat pagoda Buddha, masjid Islam, gereja-gereja Kristen dan kuil-kuil Hindu.

(Tambahan pelaporan oleh Min Zayar Oo di Yangon)