Gara-gara kerap bikin ulah dan berlaku tak sopan, puluhan buruh migran di ibu kota Aljazair, Algir, diserbu dan dikepruki oleh ratusan warga setempat. Peristiwa ini kian menambah angka kasus sentimenitas warga Aljazair terhadap para pendatang Cina.
Surat kabar Aljazair as-Syuruq (5/7) mengabarkan, bentrokan antara 100 warga pribumi Aljazair dengan puluhan pendatang asal Cina itu terjadi pada Selasa (3/7) lalu. Bentrokan ini merupakan puncak kemarahan warga pribumi yang kerap tersulut oleh ulah para pendatang bermata sipit itu.
Sumber kedutaan besar Cina di Aljazair membenarkan kabar bentrokan berdarah-darah tersebut. Sebanyak 10 orang Cina terluka parah, dan puluhan lainnya luka ringan.
Beberapa saksi mata melaporkan, bentrokan tersebut pada mulanya dipicu oleh adu mulut antara seorang pemilik toko Aljazair dengan seorang sopir pendatang Cina.
Abdul Karim Saludah (31), si pemilik toko, pada mulanya mengingatkan si sopir Cina untuk tidak memarkir mobilnya dengan sembarangan di depan kios miliknya.
"Namun orang Cina itu malah mengejek saya. Saya pun balik menegur dia dengan tegas," terang Saludah.
Ditambahkan Saludah, orang Cina itu pun pergi. Dipikirnya urusan akan selesai begitu saja. Namun tiba-tiba, sekitar 30 menit kemudian, datanglah sekitar 50 orang Cina menggeruduk kiosnya.
"Mereka mengeroyok saya hingga luka parah," tambah Saludah sambil memperlihatkan bajunya yang berlumuran darah.
Untunglah, beberapa warga pribumi sekitar bersegera untuk membantu Saludah. Para warga pribumi itu pun, yang jumlahnya hampir mencapai seratus, ikut terlibat pertengkaran, hingga akhirnya meledaklah bentrokan itu.
Beberapa penduduk di sekitar lokasi kejadian, yang dikenal dengan distrik Cina (Hayy Shini) karena banyaknya pekerja asal Cina yang tinggal di daerah itu, mengatakan jika orang-orang pendatang asal Cina itu kerap berlaku tak sopan.
"Mereka tidak menghormati adat warga setempat. Mereka sering tak menghormati agama kami. Kami tak bisa hidup dengan mereka. Lebih baik mereka pergi saja," kata Rashid Azwaj, salah satu penduduk yang juga terlibat bentrokan. (L2/srq)