Irak dan AS berbeda pendapat soal tertangkapnya Pimpinan Al-Qaidah di Irak Abu Ayyub Al-Masri. Sumber-sumber di keamanan Irak, hari ini mengklaim berhasil menangkap Al-Masri, sementara militer AS di Irak membantah berita itu.
Gubernur Provinsi Nineveh, Duraid Kashmula memastikan tertangkapnya Al-Masri. Kashmula bahkan mengklaim operasi penangkapan berlangsung sangat cepat dan mudah. "Tidak ada pertempuran sama sekali, " ujarnya.
Berita tertangkapnya Al-Masri yang juga dikenal dengan nama Abu Hamza al-Muhajir, juga disampaikan oleh juru bicara kementerian dalam negeri Irak dalam siaran televisi Al-Iraqiyah pada Kamis malam. "Dia ditangkap di Wad al-Hajar, kawasan Nineveh dalam sebuah penyerbuan. Sekarang kami sedang melakukan penyelidikan lebih dalam untuk memastikan apakah orang yang bersangkutan benar Abu Hamza, " papar Mayor Jenderal Abdul Karim Khalaf.
Menurut Khalaf, operasi penangkapan dilakukan setelah mendapat informasi dari seseorang yang mengatakan bahwa pimpinan al-Qaidah di Irak berada di sebuah rumah di daerah Wad al-Hajar. "Polisi melakukan penyerbuan dan menangkap seorang laki-laki yang berkata ‘Saya Abu Hamza al-Muhajir’, " jelas Khalaf.
Tapi pihak militer AS membantah bahwa lak-laki yang tertangkap itu adalah pimpinan al-Qaidah di Irak. "Mereka menangkap orang dengan nama yang sama, tapi tidak ada kaitannya dengan Abu Hamza al-Muhajir, " kata juru bicara militer AS, Mayor Peggy Kageleiry seperti dilansir AFP.
Muhajir, yang berasal dari Mesir menjadi pimpinan al-Qaidah di Irak menggantikan Abu Musab al-Zarqawi yang tewas dalam serangan udara pasukan AS pada Juni 2006. Departemen Luar Negeri AS menjanjikan hadiah lima juta dollar bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi di mana keberadaan Muhajir.
Sampai saat ini, identitas Muhajir bahkan siapa namanya yang sebenarnya, masih menjadi perdebatan di kalangan aparat keamanan Irak dan militer AS. Tahun 2007 lalu, sempat tersiar kabar bahwa Muhajir telah tewas, namun berita itu dibantah. (ln/iol)