Berikan Hak Libur Idul Fitri, Sebuah Perusahaan AS Diancam Diboikot

Kelompok sayap kiri di AS mengecam perusahaan Tyson Foods dan organisasi Serikat Pekerja Department Store, Grosir dan eceran di Tenesse yang memberikan hak libur pada hari raya Idul Fitri bagi pekerja yang Muslim. Kelompok sayap kiri itu mengecam pemberian hak libur tersebut dan mengatakan bahwa mereka berada di negara AS yang berdasarkan agama Kristen.

Serikat pekerja itu berhasil meminta perusahaan pengolahan daging unggas Tyson Foods di Shelbyville, sekitar 40 mil selatan Nashville, untuk memberikan jatah libur pada hari raya Idul Fitri pada sekitar 250 pekerjanya yang berasal Somalia. Mereka berargumen, daripada jatah libur diberikan pada peringatan Hari Buruh, lebih baik jatah libur diberikan pada hari raya Idul Fitri- salah satu hari besar bagi umat Isla-dengan tetap diberikan bayaran, karena Hari Buruh adalah salah satu dari delapan hari libur resmi di AS di mana pekerja tetap mendapat bayaran.

Awalnya, banyak orang yang tidak mengetahui perubahan hari libur ini, sampai beritanya dimuat di sebuah koran lokal dan langsung memicu reaksi keras dari kelompok-kelompok sayap kiri di AS. Mereka mengecam dan mengkritik serikat pekerja dan perusahaan Tyson Foods yang telah memberikan hak libur saat hari raya Idul Fitri bagi para pekerja yang Muslim.

"Serikat pekerja itu ada di AS, negara yang berbasiskan kekristenan. Anda menyebut diri Anda orang Amerika? Apa Anda sudah lupa dengan serangan 11 September?" tulis seseorang yang tidak diungkap jati dirinya pada organisasi Serikat Pekerja tersebut seperti dilansir surat kabar New York Times.

Ada juga yang menulis, "Anda tidak punya hak untuk mengubah Hari Buruh. Para pekerja Muslim harus mengikuti aturan Hari Buruh dalam kehidupan mereka, jika mereka ingin tinggal di Amerika."

Selain mengecam, kelompok sayap kiri, para blogger anti-imigran dan komentator dari kelompok konservatif juga menyerukan boikot terhadap perusahaan Tyson Foods.

Meski mendapat kecaman, Presiden Serikat Pekerja Department Store, Grosir dan Eceran Stuart Appelbaum tetap mempertahankan keputusannya. "Kami yang beraktivitas di gerakan buruh meyakini bahwa serikat-serikat pekerja hanya akan kuat jika semua pekerjaan memberikan perlindungan pada kemuliaan semua agama, termasuk umat Islam, " tukas Appelbaum yang juga menjadi Presiden Komite Buruh Yahudi.

"Apa yang kami negosiasikan adalah keinginan dari para pekerja, " sambungnya.

Menurut aktivis serikat pekerja seperti dikutip Times, Tyson Foods pernah dipaksa untuk menutup perusahaannya tahun 2007 lalu, ketika hampir 250 pekerjanya-dari total 1.200 pekerja-yang berasal dari Somalia meminta hari libur pada saat Idul Fitri. Tysoon Foods, masih menurut Times, cukup akomodatif memberikan fasilitas untuk keperluan rohani bagi para pekerjanya dengan menyediakan tiga pembimbing rohani Kristen, menyediakan tempat untuk salat bagi Muslim juga untuk tempat untuk beribadah bagi pekerjanya yang Kristen. (ln/al-arby)