Beberapa orang terluka dalam aksi bentrokan yang terjadi antara Sunni dan Syiah yang merupakan mayoritas di sebuah kota di Bahrain pusat pada hari Jumat ini (4/3), insiden ini merupakan kekerasan sektarian pertama sejak aksi protes dimulai menentang kerajaan Bahrain yang dikuasai oleh Sunni sejak dua minggu lalu.
Pengunjuk rasa yang berkemah di ibukota Manama menginginkan adanya reformasi politik dan akses yang lebih baik untuk pekerjaan di pemerintahan bagi kalangan Syi’ah, yang telah lama mengeluhkan mendapat status kelas kedua dan mengalami tindak diskriminasi. Namun Pemerintah menyangkal hal ini.
Bentrokan pada Jumat ini datang beberapa jam setelah kelompok oposisi Bahrain mengatakan mereka siap untuk masuk ke dalam pembicaraan dengan pemerintah tanpa pra-kondisi, namun mereka telah mengirim surat kepada putra mahkota mengatakan mereka menginginkan adanya pemerintahan dan konstitusi baru.
Penduduk Hamad mengatakan sekelompok Syi’ah bentrok dengan kelompok Sunni dan Bahrain ekstraksi Suriah. Hanya setengah dari penduduk Bahrain yang sebesar 1,2 juta merupakan warga Bahrain asli.
Memerangi Aksi bentrok mereda ketika pasukan polisi tiba, warga mengatakan. "Satu orang jatuh ke tanah dan kemudian dipukul beramai-ramai. Masih ada sekelompok massa dengan tongkat tapi sebagian besar bentrokan telah berhenti," kata saksi mata kepada Reuters.
Laporan surat kabar lokal mengatakan Jumat ini bahwa beberapa orang terluka dalam bentrokan tersebut.
"Ada sekitar seratus orang yang terlibat dalam bentrokan sunni-syiah," kata salah seorang warga.(fq/reu)