Peringatan hari Asyura di kota Najaf, Irak diwarnai dengan bentrokan antara kelompok bersenjata dengan aparat keamanan Irak yang didukung pasukan AS. Dipekirakan 300 orang tewas, termasuk anak-anak dan kaum perempuan, akibat bombardir dari tank-tank, helikopter dan pesawat-pesawat jet tempur milik AS.
Pemimpin kelompok Messiah-yang mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi- dituding sebagai pemicu kerusuhan berdarah yang terjadi pada Senin (29/1) dan dilaporkan tewas.
Juru bicara pemerintah Irak, Ali al-Dabbagh menyatakan, "Orang yang memimpin kelompok itu dipastikan tewas terbunuh oleh pasukan keamanan. "
Menurut Menteri Keamanan Nasional Irak, Shirwan al-Waeli, kaum perempuan dan anak-anak yang menjadi anggota dari kelompok yang memiliki 700 pasukan itu, ikut menjadi korban tewas dalam kerusuhan yang terjadi pada Senin (29/1).
Lebih lanjut al-Waeli mengatakan, pemimpin kelompok Mesiah yang tewas itu menggunakan nama Mahdi bin Ali bin Ali bin Abu Thalib dan mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad saw. Usianya sekitar 40 tahun dan berasal dari wilayah di dekat kota Diwaniya, yang mayoritas penduduknya Syiah.
Dalam keyakinan Syiah, Imam Mahdi adalah pemimpin spiritual Syiah pada abab ke-9 yang diyakini akan muncul kembali pada hari kiamat. Salah satu tanda-tanda kedatangan Mahdi, kata al-Waeli, adalah pembunuhan terhadap para ulama di Najaf.
Menurut para pejabat pemerintahan di provinsi Najaf, kelompok itu sudah merencanakan serangan terhadap para ulama Syiah pada saat perayaan hari Asyura, Senin kemarin. Itulah sebabnya mereka mengerahkan pasukan pemerintah dan meminta bantuan pasukan AS untuk mencegah aksi pembunuhan itu.
Selain warga sipil, di antara korban tewas adalah 10 orang aparat kepolisian dan tentara. Kepala polisi kota Najaf, dilaporkan terluka.
Sumber militer juga menyebutkan, dua tentara AS tewas setelah helikopter serang mereka jatuh saat pertempuran dengan kelompok Messiah. Saksi mata dan sejumlah pejabat Irak mengungkapkan, helikopter itu jatuh karena ditembak. (ln/aljz)