Kerusuhan antar warga Muslim dan Kristen yang terjadi kota Onitsha, sebelah tenggara Nigeria, menewaskan 80 orang yang kebanyakan dari pihak warga Muslim. Organisasi HAM Civil Liberties Organization (CLO) yang berbasis di Lagos, Kamis (23/2) mengungkapkan, pihaknya menemukan 60 mayat pada hari Selasa dan 20 mayat pada hari Rabu dan mungkin masih banyak korban lagi. CLO membenarkan bahwa mayoritas korban tewas adalah warga Muslim.
Umeka Umeh, ketua CLO lokal menyebut apa yang terjadi di Onitsha sebagai ‘pembantaian massal’ dan sudah selayaknya mendapat kecaman dari orang-orang yang berfikiran waras. Ia mengatakan, ‘mayat-mayat bergelimpangan seperti sampah di jalan-jalan Onitsha’ sampai ke ujung jalan Iweka, wilayah yang didominasi oleh masyarakat Kristen Igbo.
Isu yang beredar mengatakan, pertikaian antara umat Kristen dan Muslim di Onitsha yang pecah awal pekan lalu berawal ketika dua buah truk yang penuh dengan mayat warga Igbo tiba di kota itu. Dan disebut-sebut, mayat-mayat warga Igbo itu adalah korban pembantaian warga Muslim sehingga menimbulkan kemarahan warga Kristen.
Warga Muslim di Hausa, kelompok etnis terbesar di utara Nigeria dan mayoritas Muslim, menjadi target kemarahan warga Kristen.
Muslim Nigeria sudah dengan keras mengecam serangan terhadap gereja–gereja dan warga Kristen lokal di utara Nigeria, yang dipicu oleh protes terhadap kartun Nabi Muhammad saw.
Setidaknya 15 orang tewas dalam kerusuhan pertama dan belasan gereja, 200 toko, 50 rumah dan 100 kendaraan hancur dan dirusak, ketika warga Muslim melakukan protes di Maiduguri, ibukota negara bagian Borno. Aksi protes mereka alihkan ke warga Kristen ketika aparat kepolisian berusaha membubarkan aksi unjuk rasa kartun tersebut pada Sabtu (19/2) kemarin.
Umeh mengungkapkan, para korban yang tewas dalam aksi kerusuhan susulan kemarin kebanyakan tewas akibat benda tajam, pisau, besi, tongkat pemukul bahkan senjata api. Di antara para korban terdapat dua anggota polisi yang diduga ikut jadi korban karena berusaha melindungi warga Muslim.
Meski situasi di Onitsha sudah mereda sekarang ini, Umeh tidak begitu yakin bahwa pertikaian sudah berakhir. "Polisi tidak bisa santai-santai. Apa yang kita lihat sekarang ada kesenyapan kuburan," katanya.
Akibat pertikaian tersebut, ribuan warga Muslim di Onitsha menyeberangi Niger River Bridge ke daerah Asaba dan mencari perlindungan di pos-pos polisi dan rumah-rumah sakit.
Reuters melaporkan, sejumlah warga Kristen membakar mayat warga Muslim di jalan-jalan Onitsha, Kamis kemarin. "Kami gembira semua ini terjadi sehingga warga utara akan belajar dari hal ini," kata Anthony Umai, yang ikut menonton sejumlah anak muda warga Kristen yang sedang menumpuk sekitar 10 mayat warga Muslim dan membakarnya.
Warga setempat menyebutkan, sisa-sisa mayat yang masih bergelimpangan dibawa dengan menggunakan truk pada malam hari oleh aparat intelejen.
Selain gereja, masjid agung di kota itu juga ikut dibakar. Di dinding masjid bagian dalam terlihat slogan-slogan agama dan politik.
Menurut sensus terbaru, jumlah penduduk Nigeria mencapai 133 juta orang di mana 55 persennya adalah penganut Islam, Kristen 40 persen dan atheis 5 persen. Perkiraan lain menyebutkan, jumlah warga Muslim di negara itu sebenarnya mencapai 65 persen dari total jumlah penduduk. (ln/iol)