Para tahanan di kamp penjara Guantanamo melakukan aksi mogok makan massal sebagai protes atas isolasi dan buruknya kondisi di sel unit keamanan maksimum yang baru.
Sedikitnya ada 13 tahanan yang menolak makanan sejak otoritas kamp penjara Guantanamo melakukan pemindahan tahanan pada bulan Desember lalu ke komplek tahanan baru yang diberi nama Camp Six.
Di kamp yang biaya pembangunannya mencapai 38 juta dollar ini, para tahanan ditempatkan di dalam sel yang sama sekali tidak berjendela dan dindingnya terbuat dari baja. Mereka disekap selama hampir 23 jam setiap hari.
Para tahanan di Camp Six hanya boleh keluar untuk keperluan mandi atau olah raga. Satu-satunya kontak dengan dunia luar adalah teriakan para penjaga penjara dari celah lubang tempat memasukkan makanan di pintu sel.
Militer AS menilai Camp Sex lebih modern dan kondisinya lebih baik dibandingkan sel-sel di kamp tahanan lainnya di Guantanamo. Namun menurut kuasa hukum para tahanan, Camp Six adalah sel-sel isolasi dan merupakan sel hukuman bagi para tahanan yang selama lima tahun berada disel berjeruji, di mana mereka bisa saling mendengar pembicaraan antara para tahanan atau bahkan melakukan permainan antar penghuni sel.
"Camp Six secara keseluruhan baru dan tandus. Kebanyakan dari para tahanan disekap dalam kondisi yang benar-benar terisolasi, " kata salah seorang pengacara, Joshua Colangelo-Bryan.
Ia mengungkapkan, kliennya yang asal Bahrain melaporkan bahwa sejumlah tahanan telah dibawa ke unit kesehatan mental di komplek penjara Guantanamo, karena menderita gangguan psikologis.
Namun pihak otoritas kamp tahanan Guantanamo menganggap remeh aksi mogok makan yang dilakukan para tahanan. Mereka mengatakan, dua orang tahanan yang ikut aksi mogok, sudah sering melakukannya sejak tahun 2005. Pihak berwenang di Guantanamo juga menyatakan bahwa aksi protes itu dilakukan untuk menarik simpati al-Qaidah.
Para pejabat milier di kamp tersebut menolak klaim yang mengatakan bahwa upaya paksa pemberian makan bagi para tahanan yang mogok makan, dengan cara mengikat tahanan di sebuah kursi kemudian memasukkan cairan makanan dengan menggunakan selang plastik ke hidung tahanan, merupakan cara yang tak berperikemanusiaan.
Mereka mengaku selalu melakukan pengawasan terhadap tahanan yang melakukan aksi mogok makan. "Kami tidak akan membiarkan musuh yang terluka, mati di arena pertempuran. Dan kami tidak akan membiarkan para pejuang musuh mati dalam penjara kami, " kata juru bicara kamp tahanan Guantanamo, Robert Durand.
Ketigabelas tahanan yang kini melakukan aksi mogok makan, juga mengalami tindakan paksa pemberian makanan yang dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Aksi mogok makan ini sudah yang kesekian kalinya dilakukan para tahanan di kamp tahanan Guantanamo, sebagai bentuk protes atas perlakuan dan kondisi buruk di kamp tahanan yang dikenal kejam itu. Saat ini, dari 385 tahanan, 160 di antaranya dipindahkan ke sel isolasi karena melakukan aksi protes. (ln/theguardian)