Pemerintah Belanda mengumumkan program empat tahun untuk memberantas ekstrimisme dan radikalisme, khususnya di kalangan generasi muda Muslim di negeri Kincir Angin itu. Untuk itu Belanda menyiapkan dana sebesar 28 juta euro atau sekitar 28 juta dollar untuk membiayai program tersebut.
Dana itu akan distribusikan ke pemerintahan-pemerintahan lokal yang membuat berbagai proyek untuk mencegah agar generasi muda tidak berbalik menentang masyarakat Belanda dan nilai-nilai yang berlaku di negeri itu.
Menteri Dalam Negeri Belanda Guusje ter Horst mengatakan, program ini baru pertama kalinya dilaksanakan di Belanda, dengan melibatkan delapan kementerian. "Kami sangat peduli dengan anak-anak muda yang merasa tidak nyaman di Belanda dan tidak merasa sebagai orang Belanda, " kata Horst.
"Mereka cenderung mencari identitas mereka sendiri, mereka bisa menjadi radikal dan kami ingin menghentikan itu. Kami bukan hanya berusaha memerangi radikalisme di kalangan Muslim tapi juga di kalangan kelompok-kelompok kanan, " sambungnya.
Horst menambahkan, " Tidak ada pil untuk obat radikalisasi. Anda harus bicara, bicara dan bicara pada mereka yang melewati proses itu. Fokus kita adalah pencegahan, karena tindakan keras, kadang tidak berhasil. "
Program-program yang akan dijalankan antara lain pendidikan, bantuan bagi anak-anak, anti-diskriminasi dan ketenagakerjaan. Cuma sayangnya, pemerintah Belanda tidak menyertakan figur-figur yang paham tentang radikalisme di kalangan generasi muda Belanda.
Distrik pertama yang melaksanakan program untuk mencegah munculnya radikalisme ini adalah distrik Slotervaart, yang akan dipimpin oleh Ahmed Marcouch, ketua dewan kota tersebut.
Menurut Marcouch, program yang akan dilakukannya, bukan hanya untuk mencegah sikap radikal di kalangan generasi muda, tapi juga meyakinkan masyarakat bahwa tidak semua anak-anak muda Muslim berpotensi menimbulkan masalah. (ln/al-arby)