Taliban mengklaim telah membunuh satu dari 23 sanderanya asal Korea Selatan. Korban kedua ini adalah seorang laki-laki. Dengan demikian, sudah ada dua sandera yang dibunuh sejak mereka ditawan seminggu yang lalu.
Juru bicara Taliban Qari Muhammad Yousuf Ahmadi, seperti dilansir Reuters mengatakan, "Kami menembak mati seorang sandera pria karena pemerintah tidak mendengarkan tuntutan kami. "
Kantor berita AFP juga mengutip Yousuf Ahmadi yang mengatakan, "Kami sudah memberikan beberapa kali batas waktu dan pemerintah Aghanistan tidak memberikan perhatian pada batas waktu yang kami berikan. "
"Akhirnya, malam ini pada pukul 08. 30 kami membunuh salah satu dari orang-orang Korea itu, bernama Sung Sin dengan senjata AK-37, " kata jubir Taliban itu.
Menurutnya, mayat warga negara Korea itu dibuang di distrik Qarabagh di utara provinsi Ghazni, lokasi di mana tenaga sukarelawan asal Korea Selatan itu diculik dan ditawan Taliban pada tanggal 19 Juli kemarin.
Kedutaan besar Korea Selatan di Aghanistan menolak berkomentar atas kasus ini. Sebelumnya, pada hari Rabu pekan kemarin, Taliban juga menembak mati kepala rombongan sukarelawan itu, seorang pastor bernama Bae Hyung-kyu berusia 42 tahun. Mayatnya dengan luka tembak, ditemukan di kawasan gurun di provinsi Ghazni.
Sementara itu, televisi Al-Jazeera menerima rekaman video yang memperlihatkan sejumlah sandera perempuan asal Korea Selatan. Para sandera itu mengenakan kerudung, sementara di belakang mereka terlihat sejumlah laki-laki berdiri yang diduga para pejuang Taliban. Rekaman video itu dikirim dari luar Aghanistan, kapan dan di mana video itu dibuat, masih belum bisa diverifikasi.
Juru bicara Taliban Yousuf Ahmadi, hari Senin kemarin sempat membantah bahwa sudah tercapai kesepakatan untuk memperpanjang waktu negosiasi. Ia mengatakan, keputusan berada di dewan pimpinan Taliban.
"Kami tidak akan memperpanjang batas waktu sampai Rabu, " tukasnya. (ln/aljz)