Sekali lagi, sejumlah rudal Qassam berluncuran dan jatuh di beberapa lokasi Israel Selatan. Rudal-rudal Qassam yang mencapai jarak tempuh lebih dari 16 km kini menjadi pembicaraan hangat di publik Israel.
Dahulu, rudal-rudal pejuang Palestina dianggap sebelah mata oleh Israel dan sejumlah pengamat militer. Tapi kini, keamanan Israel benar-benar terancam, khususnya wilayah yang berdekatan dengan Tepi Barat dan Jalur Ghaza.
Rudal Qassam, paling terkenal dan terbukti telah jatuh di sejumlah lokasi pemukiman Israel. Rudal itu sebenarnya hanya terbuat dari bom tangan, yang kemudian berhasil dimodifikasi oleh Batalyon Izzuddin Al-Qassam, sayap militer pejuang Palestina Hamas. Jenis rudal paling sukses diproduksi pejuang Palestina adalah Rudal Al-Qassam 3 yang mampu menempuh jarak hingga sampai ke kota Askalan, bagian selatan Israel yang jaraknya sekitar 15 sampai 16 km dari Palestina. Sudah beberapa tahun Brigade Al-Qassam tidak menggunakan rudal jenis ini. Tapi beberapa hari lalu, rudal ini diluncurkan kembali membalas kebiadaban Zionis yang tak kenal ampun menggempur Ghaza.
Panjang rudal Al-Qassam sekitar 6 kaki atau hanya 180 cm saja. Bahan baku yang membuatnya bisa melesat ke atas, konon terbuat dari campuran bensin, alkohol dan beberapa materi mesiu. Di kepalanya, terdapat bom seberat 4-6 kg yang akan meledak saat rudal tersebut menyentuh tanah. Rudal ini diluncurkan dengan menggunakan remote control jarak jauh, hingga melindungi para pejuang yang melakukan peluncuran dan biasanya menjadi sasaran tembakan Israel.
Tahun 2001, adalah tahun pertama Al-Qassam diluncurkan. Sejumlah insinyur Hamas membuat senjata ini untuk menjangkau serangan ke sejumlah pemukiman Israel yang berada di perbatasan Ghaza, yang tidak bisa ditempuh dengan mortir. Koresponden Islamonline menyebutkan bahwa ujicoba rudal Al-Qassam tidak hanya dilakukan di Ghaza, tapi juga di Tepi Barat. Tapi di Tepi Barat, lebih sulit dilakukan karena militer Israel segera menghancurkan sejumlah lokasi peluncuran hingga untuk sementara waktu, peluncuran rudal gagal dilakukan dari Tepi Barat.
Tapi di tahun 2002, tahun awal dibangunnya Tembok Rasial yang membelah wilayah Palestina dan wilayah yang diklaim penjajah Israel, rudal-rudal Al-Qassam kembali beraksi dan jatuh di sejumlah kota seperti Nablus, Jenin, Tulkarim. Tak berapa lama kemudian, Israel kembali menerima ‘hadiah’ sebanyak 8 rudal Qassam yang diarahkan ke arah Jenin dari jalur hijau. Tulkarim menjadi sasaran pertama jatuhnya rudal Al-Qassam yang diarahkan ke Netanya, utara Tel Aviv. Salah satu rudal Al-Qassam merusak sebagian gedung pembangkit listrik Israel.
Salah satu aktifis Al-Qassam yang disebut sebagai orang pakar dalam masalah pembuatan rudal ini pernah diwawancarai oleh Islamonline. Ia mengatakan, “Perlawanan kami dengan agresor Israel sudah menjamah lapangan yang sangat luas, lebih dari sekedar kekuatan militer. Karena Israel juga telah melakukan hal itu, selalu. Karena itulah, kami membuat rudal dan berusaha mengembangkan teknologi rudal. Kami pernah membuat rudal Al-Banna dan rudal Al-Yaasiin, lalu kami membuat rudal Al-Qassam yang setiap hari kami kembangkan materinya untuk lebih tepat sasaran. Dengan izin Allah, kami akan mampu mengembangkan senjata yang tak pernah terbersit dalam pikiran penjajah Israel.”
Ia bukan tidak tahu bahwa Israel pasti bisa mengantisipasi rudal-rudalnya. Tapi ia juga meyakinkan kaum Muslimin. “Israel pasti berusaha untuk menolak rudal-rudal ini, dan mereka mungkin berhasil melakukan hal itu. Tapi kami yakinkan semua kaum Muslimin bahwa kami juga sudah memperhitungkan hal itu…” (na-str/iol)