Basma Wahbah, adalah presenter muslimah berjilbab terkenal di salah satu stasiun televisi Saudi Arabia. Ia pembawa acara “Qabla an tuhasabuu” (Sebelum Kalian Dihisab), acara yang cukup digemari publik Saudi. Namun kini, nama Basma Wahbah tidak seharum dahulu saat ia rapi mengenakan busana muslimah di televisi. Wahbah, telah memutuskan untuk melepas jilbabnya sejak beberapa hari lalu.
Sejumlah sumber media Arab menyebutkan, Wahbah yang biasa tampil di chanel Iqra, di bulan Ramadhan lalu masih tampil dengan busana muslimahnya dalam acara talk-show. Ia juga menjadi pembawa acara Masyaher Hiwar di channel Dubai. Seluruh acara rekaman Wahbah itu, telah habis masa tayangnya seiring dengan habisnya bulan Ramadhan kemarin. Dan setelah itu, Wahbah diberitakan hanya memakai jilbab saat tampil rekaman tv saja. Sedangkan di waktu lainnya, ia tampil terbuka tanpa jilbab.
Wahbah, adalah seorang wanita Mesir yang menikah dengan pebisnis asal Saudi Arabia. Pernikahannya dengan seorang pengusaha Saudi, berlangsung beberapa bulan sebelum akhirnya ia memutuskan untuk melepas jilbab. Wahbah kemudian liburan di Eropa dengan membuka jilbab dan memakainya kembali saat kembali ke Saudi. Kini, Wahbah sedang berada dalam fase tidak ingin ditemui publik apalagi pers. Namun menurut informasi, bukan karena ia takut dengan penampilannya tanpa jilbab, melainkan sebagai fase yang menurutnya akan membuat publik Saudi surprise melihat penampilannya yang baru saat ia kembali menjadi pembawa acara dalam sebuah acara di channel Aen yang dikelola oleh pengusaha Saudi, Shalih Kamil. Menurut informasi tersebut, penampilan baru Wahbah tanpa jilbab akan menjadi standard peningkatan rating pemirsa sekaligus suksesnya acara tersebut.
Keputusan lepas jilbab presenter terkenal Wahbah, tentu memunculkan keprihatinan teman sejawatnya di Saudi. Terlebih selama ini ia aktif membawakan acara yang bernuansa kental unsur spiritualnya. Muna Amir, teman sejawatnya yang juga presenter muslimah di Saudi mengatakan, “Wahbah telah menarik simpatik kami, tapi ia menyayangkan kami.” Acara “Qabla an tuhasabu” yang dibawakan Wahbah, adalah acara yang menguraikan ragam bahaya kemungkaran, seperti perzinahan, kelainan seksual, dialog dengan para napi di penjara dan semacamnya.
Dalam wawancara yang dilakukannya di harian Siyasah Kuwaitiyah, Wahbah menampik keputusannya melepas jilbab yang telah dikenakannya puluhan tahun sebagai bentuk perubahan prinsipnya. Justeru ia mengatakan, “Saya tetapkan ini, karena saya tidak ingin memperburuk imej jilbab. Jilbab tidak mencerminkan kepribadian dan gaya hidup saya. Saya tetap Basmah Wahbah dengan prinsipnya, moralnya dan kehidupannya yang dulu. Jilbab dengan segala kehormatan dan kemuliaan saya kepada kewajiban memakainya, adalah penampilan luar. Yang penting adalah apa yang ada dalam hati. Saya tidak membela perkara yang mungkin saja saya salah, tapi saya telah menetapkan sikap saya pribadi dan ini bukan pembelaan diri…”
Demikian ungkap Basmah Wahbah. Ungkapan yang kerap didengar dari banyak orang yang tidak mengenakan jilbab atau meninggalkan jilbab. Wahbahpun mengatakannya, “Saya tetap Wahbah yang dulu, yang berubah hanya penampilan luar. Dan penampilan luar tidak berpengaruh dengan substansi di dalam,” ujarnya.
Bukankah penampilan luar adalah cerminan keyakinan hati? Apalagi penampilan jilbab bagi muslimah sangat terkait dengan kewajiban yang sudah jelas dijabarkan Islam. (na-str/akhbrn)