Hampir bersamaan dengan serangan bom di Pakistan, serangan bom juga terjadi di basis militer Nato, di kota Kabul, Afghanistan, hari ini, Jumat (13/11). Ledakan yang berasal dan bom mobil melukai tiga pasukan asing dan tiga warga sipil Afghanistan.
Aparat keamanan Afghanistan mengatakan, serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil itu diduga targetnya adalah konvoi kendaraan pasukan koalisi yang akan masuk ke Camp Phoenix, basis militer NATO yang juga menjadi tempat pelatihan bagi pasukan militer Afghanistan
Pasukan Afghanistan dan pasukan koalisi mengisolasi tempat kejadian. Sementara seorang sopir taxi bernama Nabi mengatakan, ia mendengar suara "ledakan besar" saat sedang melintas ke arah Jalalabad Road, tempat lokasi ledakan. "Tiba-tiba semuanya gelap. Saya berusaha keluar dari jalan itu. Saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu," kata Nabi.
Saksi mata lainnya menyatakan melihat kobaran api yang tidak terlalu besar beberapa saat setelah bunyi ledakan. Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan yang terjadi di saat pemerintahan Barack Obama di AS sedang melakukan pembicaraan intensif soal strategi baru di Afghanistan. Salah satunya, dengan mengirimkan pasukan tambahan untuk menghadapi perlawanan Taliban. Namun Obama masih belum memberikan keputusan atas rencana itu.
Komandan militer AS dan NATO di Afghanistan Jenderal Stanley McChrystal meminta tambahan sekitar 40.000 pasukan untuk memperkuat 100.000 pasukan koalisi asing yang sekarang ada di Afghanistan. Tapi secara mengejutkan, Dubes AS untuk Afghanistan, Karl Eikenberry mengirim pesan rahasia pada pemerintahnya bahwa ia menentang pengiriman pasukan tambahan ke Afghanistan, dengan alasan maraknya korupsi dalam pemerintahan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai. (ln/aljz/bbc)