Bashar Al-Assad Menolak Mencabut Undang-Undang Darurat

Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan sangat percaya diri, menolak mencabut undang-undang darurat yang sudah berlangsung selama 50 tahun. Undang-undang yang digunakan sejak sebelumnya ayahnya Hafez al-Assad itu, terus dilestarikan oleh Bahsar, karena dengan undang-undang menjadi sumber pilar kekuasaannya

Dalam pidatonya yang bertele-tele selama 45 menit di Majelis Nasional, al-Assad mengakui bahwa Syria menginginkan reformasi. Namun, pemimpin Suriah itu tidak mau didikte oleh kekuatan oposisi. Al-Assad bahkan balik menuduh adanya kekuatan anti Suriah yang merupakan bentuk "konspirasi" yang akan menjadi ancaman "stabilitas", ujarnya.

Persoalan yang paling mendasar saat sekarang ini adalah menyangkut adanya hukum darurat yang sudah berlangsung selama 50 tahun, dan mengebiri hak-hak dasar rakyat, ujar Philip Luther, Wakil Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika.

"Dia seharusnya segera memerintahkan pasukan keamanan untuk berhenti menggunakan kekuatan yang tidak berdasar dan mengumumkan langkah-langkah dalam mengimplementasikan reformasi penting hak asasi manusia."

Menanggapi pidato Bashar al-Assad itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner mengatakan, "Pidato itu tidak menunjukkan arah reformasi dan tidak memiliki substansi", ujarnya.

Nampaknya, Suriah "gagal untuk berkomitmen pada agenda reformasi yang akan melindungi kebebasan publik, independensi peradilan dan melarang pemerintah Suriah melakukan pelanggaran hak asasi manusia," kata kelompok Human Right Watch..

Setidaknya satu orang tewas setelah pidato dalam bentrokan di kota Latakia, yang telah menjadi pusat kerusuhan dan tempat protes berlangsung selama beberapa hari terakhir, aktivis hak asasi manusia kepada CNN.

Para pengunjuk rasa di jalanan yang marah setelah pidato, dan mereka menghadapi tembakan pasukan keamanan yang menembaki mereka ‘"seperti hujan" yang mengakibatkan banyak luka dan mati, seorang saksi di kota itu mengatakan kepada CNN

Saksi mata lain mengatakan protes meletus di kota Jasem, barat laut kota flashpoint selatan Daraa, dengan ribuan demonstran di alun-alun kota. Ia mengatakan ia juga mendengar tentang demonstrasi di kota-kota sekitarnya.

Bashar al-Assad nampaknya akan mengikuti langkah yang diambil Muammar Gadhafi dengan dukungan militer, Hisbullah, dan Iran akan menghabisi kelompok-kelompok opisisi. Sekarang telah  masuk milisi Hisbullah dan Pasdaran untuk mendukung kekuasaan Al-Assad yang menghadapi tuntutan rakyatnya.

Al-Assad tidak percaya tentang teori "domino" terhadap kekuasaannya, dan akan terus mempertahankan kekuasaannya. Ini akan membawa ke arah perang saudara yang mengancam kehidupan rakyat Suriah. (mh/cnn)