Pemerintah Suriah sedang berjuang untuk membendung pemberontakan akhir pekan ini di kota selatan Deraa. Kerusuhan akibat aksi protes berlangsung di Deraa yang merupakan aksi pertama sejak Presiden Bashar al-Assad berkuasa dalam satu dekade.
Situasi ini bukan yang pertama terjadi di Suriah. Tahun ini berlangsung beberapa protes kecil berlangsung di seluruh negeri, termasuk demonstrasi menentang kebrutalan polisi di ibukota Damaskus, yang berakhir ketika menteri dalam negeri muncul dan berjanji untuk menghukum petugas yang menyerang.
Tapi protes Deraa yang mirip rapat umum dan melanda negara-negara Arab sejak Desember. Pengunjuk rasa meneriakkan "Tuhan, berilah kebebasan Suriah," dan "Orang-orang menuntut jatuhnya pemerintah korup," yang menjadi tuntutan oposisi pemeintah.
Pejabat Suriah, sangat bingung dan mengirimkan ribuan aparat keamanan ke kota Deraa dan menumpas para demonstran secara brutal. Mereka telah menyalahkan pemrotes yang digerakkan oleh kekuatan asing, menuduh para pemrotes menimbun senjata yang diselundupkan dari Israel.
Oposisi bergerak sangat lambat di Suriah, di mana banyak memiliki perasaan trauma yang pahit, di mana mereka menghadapi penindasan brutal mantan presiden Hafez al-Assad, seperti yang dialami kelompok oposisi di Hama. Assad mengirim satuan tentara elit untuk memadamkan pemberontakan bahwa pada tahun 1982, puluhan ribu orang dibantai, dan sebagian besar kota itu dihancurkan oleh tank dan pemboman udara.
Assad muda telah mengambil langkah yang menuju jalan Deraa. Dia telah mengerahkan ribuan aparat keamanan ke kota itu untuk mematikan gerakan oposisi. Sedikitnya sepuluh orang telah tewas sejak aksi protes dimulai, selain banyak orang lain terluka atau ditangkap.
Jadi sebuah pertanyaan penting, tampaknya apakah gerakan bisa memberikan pesan kepada selulruh rakyat Syria dari aksi protes di Deraa? Mereka tidak menyebar luas di luar kota, kecuali tersebar (dan kecil) demonstrasi di Damaskus, Homs dan Banias. Gerakan menentang Assad itu masih kecil. Sementara itu, kelompok Kurdi Suriah telah menunjukkan tertarik bergabung bersama kaum oposisi.
Para pengunjuk rasa di Deraa telah meneriakkan slogan-slogan pro-demokrasi, tetapi mereka juga mengangkat isu lokal, seperti adanya petani yang kekurangan air, dan kota ini berusaha untuk mengatasi dengan masuknya migran dari kota pertanian kering di Suriah timur. Para pemimpin kota juga menuntut pemecatan gubernur dan kepala keamanan setempat.
Ketegangan dengan Barat juga memberikan dampak terhadap Assad, khususnya masalah ekonomi Suriah, yang merupakan akibat sanksi internasional.
Bashar sangat takut dengan badai dan tsunami politik di dunia Arab dan Afrika Utara akan menjalar ke Suriah, dan menggalang revolusi yang dapat membahayakan kekuaannya. Kekuasaan di Suriah di bawah rezim Azzad merupakan rezim Aliwiyin (Syiah) yang merupakan kekkuatan politik yang minoritas, yang sangat menindas terhadap Sunni. (mh/cnn)