Sikap Barat yang ‘uring-uringan’ melihat Iran melanjutkan program pengembangan nuklirnya, memaksa Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Anna angkat bicara. Setelah melakukan pembicaraan telepon dengan juru runding program nuklir Iran, Ali Larijani, Kamis (12/1), Annan mengatakan bahwa pihak Iran tetap membuka diri untuk melakukan perundingan serius dan konstruktif terkait dengan program nuklirnya namun dalam kerangka waktu yang pasti.
Pada hari yang sama, pejabat senior Iran mengungkapkan keyakinannya bahwa respon kurang ramah atas program nuklir Iran bisa diselesaikan secara diplomatis. Iran tetap tenang menanggapi keputusan Uni Eropa yang akan mendesak Dewan Keamanan PBB agar segera mengambil tindakan terhadap Iran.
"Iran masih percaya upaya diplomasi akan produktif. Iran melakukan aktivitas riset nuklirnya dalam kerangka aturan yang ditetapkan Badan Energi Atom Internasional (Internasional Atomic Energy Agency-IAEA) dan di bawah supervisi badan tersebut. Jadi, tidak ada alasan untuk menghalangi hak Iran dalam hal program nuklirnya," papar Hossein Entezami, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Tinggi Iran dalam pernyataannya yang disiarkan televisi beberapa jam setelah menteri luar negeri Inggris, Perancis dan Jerman menyatakan akan menghentikan negosiasi dengan Iran dan membawa persoalan ini ke Dewan Keamanan PBB.
Entezemi berusaha untuk tidak menggunakan bahasa yang keras terhadap Barat dan mendesak Eropa agar tidak menghalangi kebutuhan rakyat Iran akan sumber energi nuklirnya. Ia mengatakan, pihak Barat mengambil jalan yang salah jika menutup jalur diplomatik dan menetapkan ‘keputusan yang tidak bijak.’
Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Hamid Reza Asefi berulang kali menegaskan bahwa Iran tidak khawatir dengan kemungkinan dijatuhkannya sangsi PBB, karena hal itu hanya akan lebih melukai Eropa sendiri dibanding Iran.
Sementara itu, Hashemi Rafsanjani, mantan presdien Iran pada stasiun radio nasional Iran mengatakan, perdebatan antara Iran dengan Barat sudah sampai pada tahap yang ‘sangat serius dan mencapai klimaksnya.’ Ia menyatakan, Iran akan tetap melanjutkan pengembangan teknologi nuklirnya dan memutuskan untuk ‘mengabaikan hal yang dianggap tabu’ dalam pemanfaatan teknologi tinggi oleh negara dunia ketiga yang ditentang oleh Barat. (ln/aljz)