Pembantaian lebih dari 50 pendukung Presiden Mesir Mohamed Mursi yang terjadi di luar markas Garda nasional telah memicu kecaman luas dari pemimpin seluruh dunia.
“Kami mengutuk dan kami menyesali adanya kekerasan,” kata juru bicara kebijakan luar negeri Uni Eropa , Michael Mann atas nama Uni Eropa, Deutsche Welle melaporkan.
“Yang paling penting adalah kembali ke proses demokrasi sesegera mungkin.” Tambahnya.
Setidaknya 51 orang telah ditembak mati Senin pagi, 8 Juli, di luar kompleks Pengawal Republik, di mana ribuan pendukung Mursi sedang berkemah untuk menuntut Mursi kembali ke kekuasaan, karena diyakini Militer menahan Mursi di lokasi tersebut.
Pengunjuk rasa mengatakan mereka ditembak oleh pasukan militer saat melakukan sholat subuh di pagi itu.
Meskipun terjadi pertumpahan darah, Mann mengatakan bahwa Uni Eropa “tidak ada rencana untuk mengubah bantuan kami kepada Mesir.”
Namun, ia menambahkan bahwa “kita tetap mengkaji Mesir , dan, tergantung pada situasi di lapangan, kita bisa berubah.”
Kementerian Luar Negeri Jerman juga menyuarakan kekecewaan atas aksi kekerasan dan menyerukan “cepat diklarifikasi” oleh sebuah badan independen atas peristiwa seputar pembunuhan itu …
Inggris juga menyerukan segera menuju pemilu yang bebas dan adil dan menyepakati konstitusi demokratis, dan mendorong pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan atas peristiwa senin subuh itu yang menyebabkan banyaknya korban tewas.
“Mendesak untuk tenang dan menahan diri,” kata Menteri Luar Negeri William Hague.
Pemerintahan Turki, menyatakan kecaman atas kudeta dan juga mengutuk insiden senin subuh itu.
“Saya sangat mengutuk pembantaian yang berlangsung di sholat subuh atas nama nilai asasi manusia,” kata Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu di posting dalam Twitternya.
“Sebuah proses normalisasi politik yang menghormati kehendak rakyat Mesir harus segera dimulai.” tulisnya
Davutoglu pekan lalu mengecam kudeta militer atas Mursi setelah kerusuhan massal terhadap pemerintahan Mursi, Ia menyebut penggulingan itu sebagai “kudeta militer” dan mengatakan ini adalah hal yang “tidak bisa diterima”.
Qatar, menyatakan “keprihatinan besar” atas bentrokan yang mematikan itu.
Ini meminta pihak berwenang Mesir untuk menjamin “hak dan perlindungan” untuk semua kelompok untuk mengekspresikan pandangan mereka. (OI.Net/Dz)