Dalam rilisnya lima hari sebelum kunjungan HASI, tepatnya 29 Januari 2013 di Paris, MSF menyampaikan bahwa Bantuan internasional yang diberikan kepada Suriah tidak didistribusikan secara seimbang antara daerah yang dikendalikan pemerintah dan daerah yang dikendalikan oposisi. Daerah-daerah di bawah kendali pemerintah menerima hampir semua bantuan internasional, sementara wilayah yang dikendalikan oposisi hanya menerima sedikit bagian.
Padahal sejak Juni 2012, oposisi bersenjata Suriah telah berhasil memperluas wilayah yang dikendalikannya di hampir seluruh wilayah Suriah. Sementara jumlah yang tepat dari penduduk Suriah yang tinggal di daerah-daerah tidak dapat ditentukan. Meski demikian, kehadiran oposisi di kota-kota, serta di pedesaan padat penduduk di Damaskus, Aleppo, dan Idlib, menunjukkan bahwa setidaknya satu dari setiap tiga penduduk Suriah (sekitar tujuh juta orang) hidup di daerah-daerah di luar kewenangan pemerintah.
MSF juga mencatat bahwa dua lembaga yang dilegitimasi oleh Pemerintah Suriah, yaitu Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross – ICRC) dan badan-badan PBB yang bekerja dalam kemitraan dengan Bulan Sabit Merah Suriah, hingga saat ini hanya berfokus membantu dan mendistribusikan bantuan di sekitar wilayah Damaskus (Ibukota).
Bantuan yang dikendalikan pemerintah Suriah terbukti gagal memenuhi bahkan untuk kebutuhan barang-barang sangat vital, seperti tempat tinggal, selimut, bahan bakar, tepung, dan susu formula. Kekurangan bahan makanan dan kebutuhan pokok menjadi ancaman serius bagi warga yang terjebak di dalam wilayah konflik. Tidak ada pihak yang mampu menjamin pasokan kebutuhan masyarakat, bahkan dalam jangka pendek. Belum lagi para penduduk yang terluka atau para penderita penyakit kronis, yang hingga saat ini belum jelas nasib dan keberadaannya serta penanganan kesehatan mereka.
Untuk itu dalam pertemuan Konferensi Donor untuk Suriah di Kuwait City, MSF memperjuangankan adanya bantuan operasi lintas-perbatasan (cross-border humanitarian operations) untuk misi pengobatan dan kemanusiaan, khususnya pada wilayah-wilayah yang masih minim penanganan medisnya. Ada dua alasan lain yang menguatkan perjuangan “operasi lintas batas” ini yaitu: 1. Hingga saat ini bantuan yang didistribusikan tidak dapat menjangkau para korban perang dari garis depan dan masyarakat yang terjebak dalam wilayah pertempuran; 2. Bantuan yang diberikan oleh Negara donor terhadap para pengungsi yang tersebar di beberapa negara tetangga Suriah belum memdahi.
Setelah berkunjung lebih dari dua jam, Tim HASI undur diri. Tim Logistik HASI sempat mempelajari sekilas sistem penerangan di Rumah Sakit MSF tersebut. Mengingat bahwa di Rumah Sakit Salma, genset sebagai satu-satunya alat penerangan disana sering rusak dan mati.
Abu Zahra, Tim Relawan Kelima HASI untuk Suriah