Militer AS telah membangun empat basis militer di lokasi yang hanya berjarak sekitar 20 mil dari perbatasan Irak dengan Iran. Basis militer yang dilengkapi dengan landasan untuk menembakkan misil itu, dibangun AS selama empat bulan terakhir ini.
Informasi itu diungkapkan oleh seorang pejabat kepolisian Irak yang tidak bersedia disebut namanya pada surat kabar terbitan Irak al-Noor. Menurut pejabat polisi tersebut, salah satu basis militer AS lokasinya hanya sekitar 30 kilometer kota pertama di perbatasan Irak-Iran. Di basis militer itu, terdapat tempat-tempat pengendalian peluncuran misil dan sistem radar yang pernah digunakan AS di Kuwait saat Perang Teluk pertama.
Sumber itu mengatakan, basis-basis militer tersebut sebagai bagian dari langkah antisipasi jika Iran melakukan serangan militer ke Israel. AS menempatkan timnya yang terdiri dari para pejabat tinggi marinir AS, CIA dan para pakar dari Pentagon di basis-basis militer itu.
AS memanfaatkan Irak agar bisa membangun basis militer terdekat untuk mempermudah serangannya ke Iran, meski Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki pernah menyatakan bahwa pemerintahnya tidak akan mengizinkan negara manapun untuk membangun basis militer di negaranya untuk menyerang negara lain.
Faktanya, AS menurut keterangan pejabat kepolisian Irak sendiri, sudah membangun basis militer lengkap di perbatasan Irak dengan Iran seiring dengan makin menguatnya spekulasi bahwa AS dan Israel akan bekerjasama menyerang Iran sebelum masa jabatan Presiden Bush berakhir. Spekulasi lain dilontarkan mantan utusan AS di PBB John Bolton hari Rabu kemarin. Ia mengatakan, Israel akan menyerang Iran setelah pemilu presiden di AS selesai dan jika yang terpilih sebagai presiden AS yang baru adalah Barack Obama.
Namun spekulasi itu dibantah oleh juru bicara Gedung Putih Dana Perino. Menurutnya, AS tidak berniat melakukan serangan militer ke Iran. "Presiden Bush yakin bahwa kita bisa menyelesaikan masalah ini lewat cara diplomasi, " kata Dana. Meski kenyataannya, sekutu AS dalam masalah nuklir Iran, Uni Eropa telah melangkahi upaya diplomasi dengan menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran hari Senin kemarin.
Aksi Militer Takkan Hentikan Nuklir Iran
Sementara itu sejumlah pengamat di AS meragukan kemampuan AS untuk menghentikan aktivitas nuklir Iran dengan cara menggelar aksi militer ke Negeri Para Mullah itu.
Menurut para pakar AS, serangan militer AS dan sekutunya hanya akan menghentikan sementara aktivitas nuklir Iran. Tapi dampaknya, AS akan menghadapi resiko pembalasan terhadap pasukan-pasukannya di wilayah itu dan malah akan mendorong Iran untuk membuat persenjataan nuklir.
"Kita mungkin bisa menghambat aktivitas nuklir Iran, setidaknya untuk beberapa bulan atau beberapa tahun saja. Setelah itu, kita menghadapi resiko, Iran akan bekerja lebih keras, membuat tempat pengembangan nuklir bawah tanah yang lebih dalam lagi dan memperkuat pertahanan udaranya, " kata Charles Ferguson, pakar nuklir di lembaga think-tank Dewan Hubungan Luar Negeri.
Ferguson menambahkan, AS juga akan menghadapi kendala lemahnya informasi intelejen tentang jumlah dan lokasi fasilitas nuklir Iran yang tersebar di berbagai tempat. (ln/presstv)