Sebuah bank yang yang berafiliasi dengan gerakan Hamas untuk pertama kalinya dibuka pada hari Selasa kemarin dibawah bayang-bayang blokade Israel .
"Kami membuka bank hari ini dan akan mulai menawarkan layanan kami ke masyarakat," kata Alaa Al-Rafati, kepala dari Bank Islam Nasional, kepada AFP.
Bank Islam Nasional memiliki 20 juta dollar modal awal dan akan beroperasi dibawah aturan Syariah Islam (bank Syariah).
Dengan kantor di sebuah gedung yang berlantai empat di pusat kota Gaza, bank tersebut akan menangani 6000 rekening pegawai Hamas yang gajinya disimpan pada bank itu.
Rafati tidak mengatakan bagaimana gerakan Hamas dapat memperoleh modal awal sebesar 20 juta dollar sedangkan jalur Gaza dibawah embargo Zionis Israel sejak Hamas berkuasa di sana pada tahun 2007 lalu.
Akibat dari blokade Israel, bantuan kemanusiaan serta barang-barang kebutuhan pokok tidak dapat masuk ke Gaza dan Bank di Gaza sudah mengalami krisis likuiditas.
Rafati mengatakan hal tersebut tidak akan berpengaruh dan mengganggu bank yang baru.
"Kami benar-benar tidak dalam krisis likuiditas, baik uang lokal maupun dollar. Dan hal ini akan memungkinkan kami meyakinkan nasabah yang akan bertransaksi di bank ini."
Meskipun sebagian besar dewan direksi adalah anggota Hamas, termasuk Rafati, dia mengatakan Bank Islam Nasional adalah sebuah perusahaan swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan tidak secara langsung terkait dengan Hamas ataupun pemerintahan di Gaza.
Pihak Otoritas Palestina sebelumnya telah menolak untuk mengeluarkan izin pendirian bank karena terikat dengan seruan Israel untuk memboikot pemerintahan Hamas di jalur Gaza.(fq/alarabiya)