Banjir lumpur dan air kotor melanda desa Umm Naser di utara Jalur Gaza, akibat jebolnya tanggul tempat penampungan limbah air kotor di wilayah itu.
Insiden ini menewaskan lima orang dan puluhan penduduk mengungsi.
Banjir mulai menggenangi rumah-rumah penduduk sejak Rabu (27/3) malam. Lumpur yang pekat dengan bau yang tak sedap, menjadi kendala regu penolong yang ingin menyelamatkan warga. Menteri dalam negeri Palestina yang datang ke lokasi banjir, malah diserang oleh sekelompok orang bersenjata yang marah.
Saksi mata mengatakan, orang-orang tersebut melepaskan tembakan ke arah kepala Mendagri, Hani al-Qawasmi yang segera diselamatkan ke mobil polisi. Warga yang marah mengusir para jurnalis yang meliput ke lokasi kejadian dan memaki-maki pejabat pemerintah yang datang.
Seorang pejabat lokal menuding buruknya infrastruktur di desa berpenduduk 3. 000 jiwa itu, sebagai penyebab terjadinya bencana.
Petugas medis melaporkan, lima orang yang tewas terdiri dari tiga perempuan dan dua orang bocah laki-laki berusia satu tahun. Sementara korban luka-luka sebanyak 15 orang dan beberapa orang dilaporkan hilang.
Kepala desa Ziad Abu Farya menyebut banjir yang melanda desanya seperti "tsunami" dan menenggelamkan sekitar 25 rumah.
Kepala Urusan Persediaan Air Palestina Fadel Kawash mengatakan, level air limbah yang berada di penampungan itu naik dalam beberapa hari ini. Tembok penampungan tidak mampu menahan air dan salah satu tembok akhirnya jebol sehingga air tumpah ruah ke desa tersebut.
Regu penolong menggunakan perahu-perahu motor untuk menyelamatkan anak-anak yang bertahan di serpihan pintu-pintu rumah di tengah genangan air yang bau. Mereka juga berusaha menolong para korban, bahkan hewan ternak berupa kambing dan sapi yang terjebak di tengah banjir air kotor.
"Kami kehilangan segalanya. Semuanya terendam lumpur. Ini adalah bencana, " kata Amina Afif, 60, yang rumahnya rusak berat diterjang banjir.
Bencana ini seakan makin melengkapi penderitaan warga Gaza. Pada Januari 2004 lalu, badan bantuan kemanusiaan PBB sudah mengingatkan bahwa fasilitas penampungan air limbah di utara Gaza sudah melebihi kemampuan daya tampung dan bisa membahayakan warga di sekitarnya.
Tempat penampungan air limbah itu didisain untuk menampung limbah dari 50 ribu orang. Tapi prakteknya, tempat penampungan itu dioperasikan untuk melayani sekitar 190 ribu warga Gaza. (ln/aljz)