Bahrain menyalahkan Pengawal Revolusi Iran dan Hizbullah Libanon atas pembentukan kelompok militan untuk membunuh tokoh-tokoh masyarakat kerajaan Arab Teluk serta serangan ke bandara dan gedung-gedung pemerintah.
Pemerintah Bahrain mengatakan pada hari Minggu, bahwa mereka telah memenjarakan delapan orang Bahrain dalam kelompok yang memiliki hubungan dengan Iran, Irak dan Libanon.
Dalam sebuah pernyataan Kantor Berita Bahrain Selasa malam, kepala keamanan masyarakat Bahrain mengatakan bahwa kelompok tersebut adalah bagian dari sebuah kelompok bernama “Pasukan Imam” yang juga beranggotakan orang-orang Bahrain yang tinggal di dalam dan luar negara tersebut serta anggota-anggota berkebangsaan lainnya.
Bahrain mengklaim seorang anggota Pengawal Revolusi Iran, yang dipanggil ‘Abu Nasser’ membayar tersangka sebesar 80.000 USD untuk mengambil gambar-gambar ‘lokasi potensial’, serta mengumpulkan infomasi tokoh-tokoh masyarakat.
Iran diklaim sebagai dalang pemicu konflik, sebuah klaim yang terus ditampik oleh Teheran.
Pemerintah juga menyatakan keterlibatan Hizbullah Libanon dalam “kelompok teror”, mengklaim bahwa para tersangka mendapat pelatihan dari Hizbullah di kota Karbala dan Baghdad, Irak. Mereka juga pergi ke Libanon dan Iran, katanya.
Para anggota dilatih untuk menggunakan senjata, peledak, termasuk C4, menulis laporan pengamatan dan memonitor target-target.”
(Ds/ Al-Akhbar, Reuters)