Pemerintah Irak memberlakukan larangan semua jenis kendaraan lalu lalang di jalan-jalan di kota Baghdad dan wilayah dekat Baquba antara pukul 11 pagi sampai pukul lima sore, menyusul tewasnya Abu Musab az-Zarqawi.
Seorang pejabat di kementerian pertahanan Irak mengatakan, "Larangan itu diberlakukan sebagai langkah agar semua orang tetap berada di dalam rumah karena kemungkinan akan lebih banyak lagi aksi bom seperti yang terjadi semalam, menyusul tewasnya Zarqawi."
Tiga bom yang meledak Kamis (8/6) kemarin, terjadi di tempat-tempat yang didominasi Syiah, menewaskan 26 orang. Sementara itu, jenazah Az-Zarqawi disemayamkan di propinsi Anbar, yang menjadi pusat perjuangan kelompok pejuang Sunni.
Reaksi warga Irak sendiri beragam mengomentari tewasnya Az-Zarqawi. Abid al-Dulaimi,40, mengatakan, "Kematiannya merupakan hari yang kelabu di Ramadi. Kematiannya merupakan kehilangan yang besar bagi semua warga Sunni."
"Jika mereka membunuh Az-Zarqawi, akan muncul lagi lebih dari satu Az-Zarqawi," sambungnya.
Di kota Sadr yang didominasi Syiah, kebanyakan warga mengungkapkan pernyataan-pernyataan yang positif terhadap kematian Az-Zarqawi. "Kami berharap terbunuhnya Az-Zarqawi dan para pendukungnya, yang membunuh banyak warga Irak, akan menghentikan semua teror di Irak dan setiap orang bisa hidup dengan aman," kata seorang warga bernama Anwar Abdul Hussein.
Meski banyak yang menyambut gembira kabar tewasnya Az-Zarqawi, mereka tetap bersikap skeptis bahwa kekerasan dan pertikaian sektarian di Irak akan mereda.
Yassir al-Hamdani, mahasiswa di kota Mosul mengatakan, tewasnya Az-Zarqawi tidak akan mengubah situasi keamanan yang sudah buruk, kecuali pemerintah Irak berhasil membasmi semua teroris.
Abdul Amir Ahmad Ali, warga Syiah di kota Najaf menyerukan pemerintah Irak untuk memanfaatkan kevakuman sepeninggalnya Az-Zarqawi untuk melawan semua kelimpok milisi.
"Terbunuhnya Zarqawi membuat kami sangat bahagia, tapi kami masih takut para pengikutnya akan merusak kebahagiaan ini. Saya harap pemerintah dengan tangan besi mampu mengalahkan mereka. Saya harap hari ini menjadi titik perubahan bagi kehidupan warga Irak," harap seorang tukang kayu berusia 56 tahun (ln/aljz)