Pemerintah Oman menetapkan status darurat menyusul ancaman angin puting beliung di kawasan Teluk. Otoritas berwenang di negara itu juga mulai mengevakuasi hampir 7 ribu orang dari sejumlah pulau yang masuk dalam wilayah Oman.
Angin topan Gonu itu diperkirakan akan sampai ke daratan hari ini Selasa (5/6) waktu setempat. Kepala Pertahanan Sipil Oman, Jenderal Malik bin Suleiman al-Muamri menyatakan, puncaknya kemungkinan akan terjadi hari Kamis lusa, di mana angin akan bertiup dengan kekuatan besar.
Menurutnya, angin topan itu bertiup ke arah barat laut melalui samudera India, menuju ke pesisir pantai timur Oman. Kekuatan angin diperkirakan akan mengakibatkan gelombang besar setinggi 10 meter yang akan menghantam pantai-pantai di Pulau Masira.
Pemerintah Oman bisa jadi belajar dari pengalaman tahun 1977, ketika badai serupa menghantam Pulau Masira dan menewaskan 500 orang.
Ahli meteorologi Tim Roche mengungkapkan, kecepatan badai Gonu saat ini mencapai 260 kilometer per jam, dengan kekuatan tiupan angin mencapi 315 kilometer per jam. Gonu diprediksikan akan mencapai Oman dengan kecepatan sekitar 185 kilometer per jam, sebelum menuju ke utara Teluk Oman dan masuk ke selatan Iran.
Lebih lanjut Roche mengatakan, dengan kecepatan angin seperti itu, badai Gonu menjadi angin topan terkuat yang melanda semenanjung Arab sejak 1945.
Informasi tentang ancaman angin topan Gonu, berdampak pada kenaikan harga minyak yang terjadi sejak Senin (4/6). Namun analis perminyakan di Layanan Informasi Harga Minyak, Tom Kloza mengaku tidak yakin kalau kenaikan harga itu disebabkan karena informasi adanya badai Gonu. "Itu cuma alasan kenaikan harga, " katanya. (ln/aljz)