Tokoh pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei buka suara tentang pernyataan Paus Benediktus XVI. Ia menuding Paus, sebagai pemimpin gereja tertinggi di dunia, sudah melakukan apa yang disebutnya sebagai ‘perang salib’ yang dilontarkan Presiden AS George W. Bush terhadap Islam.
Situs surat kabar Inggris, Guardian, edisi Selasa (19/9) yang memuat pernyataan Ali Khamenei itu menulis, pernyataan pemimpin Iran itu menunjukkan adanya kemunduran diplomasi yang selama 25 tahun ini dilakukan Vatikan untuk menjaga jarak, hubungan Katolik Roma dengan Barat, yang oleh umat Islam dinilai makin merosot dan sudah menebar permusuhan.
Pernyataan Ali Khamenei itu juga makin meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan para penganut agama Katolik Roma yang ada di Timur Tengah. Saat ini, ketegangan masih tetap tinggi di seluruh dunia Islam, bahkan kalangan Islam moderat ikut menyesalkan pernyataan yang dilontarkan Paus Benediktus tentang jihad dalam Islam dan Rasulullah saw.
Organisasi Sunni Arab di Irak, Dewan Shura Mujahidin dalam sebuah forum di situs internet mengeluarkan pernyataan bahwa Paus dan Barat ‘ditakdirkan mati.’ Meski sejauh ini, keaslian pernyataan yang mengandung ancaman itu belum bisa dipastikan.
Pernyataan penyesalan Paus-pun ternyata belum mampu menghentikan kecaman para pemuka Islam bahkan pemimpin dunia Islam. Dari Maroko, Raja Muhammad VI dilaporkan sudah menyampaikan surat berisi teguran terhadap Paus Benediktus. Surat yang dikirim pada Sabtu (16/9) itu meminta Paus untuk menghormati Islam seperti Paus menghormati agama-agama lainnya.
Seorang perwakilan kerajaan Yordania menyatakan, penyesalan yang disampaikan Paus atas pernyataannya tentang Islam dan umat Islam, adalah ‘langkah maju’ tapi ‘belum cukup.’
Di Mesir, penulis dan tokoh Islam liberal, Gamal al-Banna bahkan menilai Paus sudah melakukan ‘tindakan awal’, Paus membuat pernyataan yang bernuansa kebencian terhadap Islam dan tidak meminta maaf.
Melihat perkembangan yang terjadi, pengamat Vatikan, Marco Politi mengaku pesimis. Pada surat kabar La Repubblica ia mengatakan, kebijakan terhadap dunia Islam perlu ‘dibangun kembali dari gesekan-gesekan ini." (ln/Guardian)