Penghilangan ayat ayat jihad dari Al-Qur’an yang mulia kedalam kurikulum pengajaran sekolah oleh pemerintah koalisi di barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhawa, yang berbatasan dengan Afghanistan, telah mengundang kemarahan dari kalangan sekuler.
“Jika semua mitra koalisi memiliki suara bulat menyetujui penghilangan ayat ayat jihad dalam kurikulum sekolah adalah kelalaian dan mereka tidak punya tujuan lain kecuali hanya untuk menyenangkan para tuan asingnya ,” Hashmatullah Khan mengatakan , seorang menteri provinsi mewakili Jamat-e-Islami.
“Kami tidak akan mendesain kurikulum kami pada arahan atau pedoman negara asing dan negara donor ,” Hashmatullah menambahkan.
Ayat Al-Qur’an tentang Jihad telah telah dihilangkan dari kurikulum pembelajaran Islam oleh sayap kiri Partai Nasional Awami (ANP) yang memerintah provinsi ini dari tahun 2008 sampai Mei 2013.
Langkah ANP untuk menghilangkan ayat-ayat jihad telah dikritik sebagai menerapkan keinginan barat agar ayat-ayat itu tidak mendorong pemuda untuk bergabung dengan kelompok-kelompok militan.
Setelah ANP mengalami kekalahan pada pemilu Mei 2013, pemerintahan koalisi di provinsi Pakhtunkhawa Khyber, yang dipimpin oleh mantan pemain kriket dunia yang kini menjadi politisi , Imran Khan dari Pakistan Tehrik-e-Insaf (PTI), mengambil keputusan untuk kembali memasukkan lagi ayat ayat jihad dalam kurikulum sekolah ..
“Keputusan ini tidak harus dilihat sebagai kemenangan Islam dan kekalahan sekuler,” kata Mufti Mohammad Naeem, kanselir dari International Binoria Universitas Karachi,
“Ayat-ayat ini dahulu dihilangkan tanpa alasan pendidikan tetapi hanya dengan alasan bahwa kehadiran ayat ayat dalam silabus kurikulum tidak menggambarkan citra lembut Pakistan di dunia, sebuah alasan yang benar-benar salah,” kata Mufti Naeem.
Maulana Amir Mansuri, seorang ulama yang berbasis di Karachi setuju dengan pemasukan kembali ayat ayat jihad dalam kurikulum.
“Jihad akan terus berlangsung hingga hari penghakiman menurut Nabi Muhammad SAW . Oleh karena itu, penghilangan ayat tentang Jihad tidak akan berhasil, “kata Mansuri.
“Setiap ayat dari Al Qur’an yang mulia adalah sama pentingnya.. Jika maksud di balik motif penghilangan ayat ayat jihad dalam kurikulum hanyalah karena untuk mengurangi tekanan Barat, berarti kita memberikan pengertian yang salah tafsir kepada mereka tentang Jihad, ”
“Bahkan, penghilangan ayat (tentang Jihad) karena tekanan barat akan menyebabkan para pemuda rentan terhadap propaganda Barat,” pikirnya.
Hashmatullah mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berkompromi dalam masalah ini.
“Ini adalah salah satu bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan salah satu kurikulum di seluruh provinsi, yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Lawan kami harus bergandengan tangan dengan kami dan bukan hanya mencetak celah untuk menyenangkan pihak asing, “katanya. (OI.Net/Dz)