Ayah dari tersangka pengeboman Boston menuduh FBI melakukan ‘setting’ terhadap anak-anaknya.
“Mereka mengatur Tamerlan, dan Dzhokhar berada di tempat yang salah pada waktu yang salah,” kata Anzor Tsarnaev kepada harian Rusia Komsomolskaya Pravda pada hari Senin.
“Tamerlan sedang mengemudi kendaraan ke sekolah ketika mereka mulai menembaki mereka,” katanya. “Ini adalah satu set-up, konspirasi , politisasi, layaknya aksi Hollywood.”
Dalam wawancara sebelumnya dengan media AS, Anzor menggambarkan Dzhokhar sebagai “malaikat”.
Dzhokhar ditangkap Jumat malam setelah diburu polisi menyusul Boston Marathon pekan lalu, yang menewaskan tiga orang dan 180 luka-luka.
Saudaranya Tamerlan tewas ditembak oleh polisi.
Rencana masa depan mereka adalah kembali bekerja di Rusia, ayah mereka mengatakan, ia berharap untuk dapat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, ia ingin menjenguk Dzhokhar yang sedang berada di rumah sakit dengan luka serius.
“Saya hanya mau tahu seperti yang disiarkan di televisi. Kami berencana untuk pergi dan melihat dia di Amerika jika Allah mengizinkan, “kata Anzor.
Kedua putranya “sedang belajar dan bekerja” di Amerika Serikat, ia menambahkan.
Anzor membantah bahwa Tamerlan berpandangan Islam radikal.
“Tamerlan mendalami agama setelah menikah. Ia pergi ke masjid setiap hari Jumat. Dia sholat lima kali sehari. Dia adalah seorang Muslim yang benar, dan tidak melakukan apa yang dituduhkan padanya. ”
Dzhokhar “adalah seorang mahasiswa A-grade di Cambridge. Dia bekerja sebagai safe guard di kolam renang . Dia punya rencana besar: menjadi seorang dokter, untuk membuka usaha, makanya ia datang ke AS, “kata Anzor.
“Dia berkata: ‘Ayah, jangan khawatir. Aku akan menyelesaikan belajarku dan datanglah , saya ingin membantu ayah”.
Katherine Russell, janda Amerika Tamerlan
(Arby/Dz)