Awal Dari Akhir Di Afghanistan?

Di Amerika Serikat, orang-orang baru saja memulai musim mengemudi.

Di jalanan di Dallas pada akhir pekan, banyak SUV bersliweran. Penerbangan udara domestik penuh juga, dengan harga yang jauh lebih mahal daripada di Australia.

Amerika tidak memiliki pajak karbon sehingga mereka tidak perlu khawatir.

Dan di Afghanistan musim peperangan terus berlangsung tanpa pernah berhenti.

Meskipun jumlah kematian tentara lebih dari setengah jumlah kekuatan koalisi, tapi keuntungan yang mereka peroleh sangat sedikit di Pasifik. Ketika seorang anggota militer Australia terbunuh dalam aksi peperangan, Perdana Menteri Julia Gillard dan Pemimpin Oposisi Tony Abbott menghadiri pemakaman. Dengan demikian penduduk Australia terus diingatkan akan pengorbanan tertinggi yang dibuat oleh rakyat mereka. Rakyat Australia ingin percaya bahwa "anak-anak mereka tidak mati sia-sia". Tapi itu bagian yang sulit.

Sudah bukan rahasia bahwa Barack Obama terus meninjau kemungkinan mempercepat keluarnya pasukan dari Afghanistan. Robert Gates, menteri pertahanan AS, telah mengkonfirmasi bahwa pemerintahnya telah membuka pembicaraan dengan Taliban.

Obama Kamis lalu bertemu dengan komandan AS di Afghanistan, Jenderal David Petraeus dan kemungkinan keputusan akan dibuat dalam waktu dua minggu mendatang.

Amerika tahu bahwa mereka perlu fokus pada tantangan yang lebih mendesak daripada mengamankan masa depan pemerintah Karzai. Mereka juga tahu mereka tidak dapat menarik keluar semua pasukan mereka sekaligus, ada kemungkinan pasukan AS masih tetap akan berada di Afghanistan dalam pemilu berikutnya. Dan kita semua baru akan melihat awal dari sebuah akhir.

Robert Gates dalam sebuah wawancara dengan New York Times mengatakan. "Ayo mari kita selesaikan urusan ini sebelum kita mencari lebih banyak kesempatan yang lain."

Bijaksana memang kata-kata. Namun apakah kenyataan sejalan dengan kata-kata bahwa pasukan asing akan segera keluar dari Afghanistan? Kita lihat saja. (sa/abc.net)