Kegemparan sedang melanda warga Australia, setelah mereka melihat gambar pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin berpose seperti pose Yesus Kristus yang sering terlihat di gambar-gambar. Bukan itu saja, patung Bunda Maria ditampilkan dengan mengenakan burqa beserta cadarnya.
Gambar dan patung itu sedang dipamerkan dalam sebuah kompetisi seni bernuansa keagamaan bergengsi yang digelar di National Art School di Sydney, Australia untuk memperebutkan hadiah Blake Prize sebesar 15. 000 dollar dan sudah digelar sejak 1951.
Gambar bin Ladin berpose Yesus diberi judul "Bearded Orientals: Making the Empire Cross" dibuat oleh Priscilla Bracks. Sedangkan patung Bunda Maria mengenakan burqa berwarna biru diberi judul "The Fourth Secret of Fatima" karya Luke Sullivan. Dua karya senin yang "nyeleneh" ini merupakan bagian dari 500 karya yang ikut berkompetisi.
Gambar "Yesus bin Ladin" dan "Bunda Maria Berbuqa" bukan hanya menimbulkan perdebatan di kalangan warga Australia tapi juga menuai kecaman dari Perdana Menteri Australia, John Howard.
"Pemilihan karya seni itu sudah menyinggung keyakinan beragama banyak warga Australia, " kata Howard seperti dilansir surat kabar Daily Telegraph edisi Kamis (30/8).
Kecaman serupa juga dilontarkan pemimpin Partai Buruh Kevin Rudd. "Saya bisa menerima, bahwa setiap orang punya kebebasan dalam berkesenian. Tapi saya melihat gambar ini sangat ekstrim. Saya paham bagaimana orang bisa sangat tersinggung karena hal ini, " ujarnya.
Juru bicara Australian Christian Lobby, Glynis Quinlan mengatakan, menempatkan Yesus sama seperti bin Ladin merupakan kesalahan besar, karena Yesus membawa pesan cinta dan pengampunan serta tidak ada kaitannya dengan terorisme.
Namun menurut Presiden Australia Federation of Islamic Councils Ikebal Patel, tidak ada yang perlu diperdebatkan soal patung Bunda Maria yang mengenakan burqa. Karena Bunda Maria justeru ditampilkan dengan tampilan yang sopan.
Dalam Islam "Bunda Maria" dirujum sebagai "figur seorang ibu bagi semua umat." Tapi Patel mengkritik gambar Bin Ladin berpose Yesus karya Brack.
Keuskupan Katolik, Kardinal George Pell mengungkapkan penyesalannya melihat dua karya seni yang menurutnya kontroversial itu. Ia mengakui, dalam beberapa tahun belakangan ini, memang makin sering terjadi tindakan-tindakan yang melecehkan Yesus dan Bunda Maria.
Tapi ketua Persatuan Gereja, Rod Pattenden yang juga anggota Blake Society tidak sependapat dengan Pell. Menurutnya, tujuan dari kompetisi itu adalah untuk mendorong dialog tentang spiritualitas dalam masyarakat.
Ia tidak berharap kompetisi ini menimbulkan kontroversi di kalangan penganut Kristen, karena komunitas Kristen, kata Pattenden, tidak menganggap seni sebagai hal yang sangat penting. Patung Bunda Maria, tambah Pattenden, merupakan ikon yang mewakili dua agama yang berbeda.
Gambar Usamah bin Ladin berpose Yesus dan Patung Bunda Maria yang mengenakan burqa, menjadi ujian bagi kebebasan berekspresi yang selama ini didengung-dengungkan Barat, jika ada umat Islam yang memprotes pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw lewat gambar-gambar yang tidak senonoh. Apakah ketika gambar Yesus dan patung Bunda Maria "dilecehkan" mereka juga akan menganggap ini sebagai kebebasan berekspresi dan menghormatinya? (ln/iol)