Audit Agenda Nuklir Obama Di Praha, Betulkah Begitu?

Dengan berakhirnya pertemuan keamanan nuklir di Washington, sekarang saatnya untuk melakukan audit agenda senjata nuklir Presiden AS, Barack Obama.

Dalam pidatonya di Praha, setahun yang lalu, Obama menegaskan beberarpa hal, di antaranya:

1."Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah konkret menuju dunia tanpa senjata nuklir … Kami akan mengurangi peran senjata nuklir dalam strategi keamanan nasional kami."

2."Kami akan bernegosiasi dalam Perjanjian Strategis Pengurangan Senjata dengan Rusia tahun ini."

3."Pemerintahan saya akan segera dan agresif mengejar ratifikasi Comprehensive Test Ban Treaty."

4."Amerika Serikat akan mencari sebuah perjanjian baru yang akan mengakhiri produksi bahan fisil yang digunakan dalam senjata nuklir."

5."Bersama kami akan memperkuat Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir [NPT]"

6."Kita harus memastikan bahwa teroris tidak pernah memperoleh senjata nuklir."

Jadi, seberapa jauh ambisi ini tercapai?

1.Mengurangi ketergantungan terhadap senjata nuklir

Nuklir Posture Review, diterbitkan pada tanggal 6 April, mengatakan bahwa "mengurangi peran senjata nuklir" dalam strategi AS hanya digunakan hanya dalam "keadaan ekstrem."

Hal ini patut diperdebatkan, karena apakah Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah "menuju dunia tanpa senjata nuklir" atau baru saja mengambil langkah-langkah untuk mengurangi persediaan atas dan ketergantungan pada senjata nuklir, sambil mempertahankan persenjataan besar-besaran?

2. Perjanjian baru dengan Rusia

Perjanjian baru dengan Rusia memang telah dilakukan (walaupun tidak cukup "tahun ini" sebagaimana yang diharapkan), dan ditandatangani di Praha pada 8 April. Ini memotong jumlah hulu ledak yang digunakan sampai 30%.

BBC menulis bahwa kedua belah pihak saat ini tengah mempertimbangkan memindahkan pembicaraan lebih lanjut. Amerika masih memiliki 500 estimasi di Eropa dan Rusia memiliki sekitar 2000 estimasi.

3. Mulai meratifikasi perjanjian pelarangan percobaan nuklir

Bill Clinton gagal mendapatkannya ratifikasi pada tahun 1999 ketika ia menjabat sebagai presiden. Ada kemungkinan senat AS juga masih akan sulit menerima.

Sisanya mungkin kita bisa menebak-nebak dan melihat dari kiprah AS, untuk sementara waktu, cukuplah di Iraq dan Afghanistan. Karena peraturan dan sejarah, selalu ditulis oleh mereka yang berkuasa. (sa/bbc)