Sebuah keuskupan di Zambia, Afrika terus melontarkan wacana menolak aturan Vatikan soal kehidupan membujang atau pengebirian bagi para pendeta. Meskipun akibat penolakan itu, Vatikan mengucilkan keuskupan tersebut sejak dua bulan lalu.
"Yesus Kristus sendiri tidak pernah mengajarkan hidup membujang dalam kependetaan, bahkan meski dia ditasbihkan sebagai salah satu rasul," kata mantan uskup Zambia, Emmanuel Milingo dalam pentasbihan dua orang pendeta yang menikah di keuskupannya.
Upacara penasbihan yang dilakukan di tepi pantai, dihadapan para wartawan dan juru foto serta para jamaah Katolik pada Minggu (10/12) kemarin menjadi acara puncak konferensi tiga hari yang membahas berbagai aturan kritis dalam gereja Katolik.
"Ini merupakan langkah penting bagi kami," kata Raymond Grossworth, satu dari dua pendeta yang baru ditasbihkan. Ia menyatakan, pernikahannya bukan halangan baginya untuk melakukan tugas-tugas sebagai seorang pendeta.
Pada kesempatan itu, kedua isteri pendeta tersebut memakaikan jubah gereja sebelum suami-suami mereka ditasbihkan oleh keuskupan. Sebuah tradisi yang tabu dilakukan dalam gereka Katolik.
Pada tahun 2001, Vatikan juga diguncang oleh pernikahan Milingo-seorang uskup- dengan seorang gadis Korea. Pernikahan itu dilakukan dalam acara pernikahan massal di New York yang dipimpin oleh pendiri Unification Churh, Sun Myung Moon.
Milingo bercerai beberapa bulan kemudian dan meninggalkan kehidupan perkawinan setelah diancam akan dikucilkan. Tapi uskup Milingo kembali membuat Vatican marah pada bulan Oktober lalu karena menasbihkan empat pendeta dengan status menikah. Milingo akhirnya benar-benar dikucilkan karena dianggap melanggar aturan gereja Katolik yang menetapkan bahwa laki-laki yang mengabdikan diri pada gereja Katolik dilarang menikah.
Milingo sendiri berulangkali mengungkapkan, dia tidak ingin meninggalkan kehidupan gereja tapi ingin melakukan perubahan dari dalam di gereka Katolik. Dan ia mengingatkan Paus bahwa pembentukan sebuah gereja Katolik baru sedang dilakukan.
"Sebuah gereja Katolik baru sedang dibentuk dengan atau tanpa restu anda," ujar Uskup Milingo dalam surat terbukanya yang dikirim ke Paus Benediktus XVI bulan November lalu.
Dia menambahkan, pendeta-pendeta dan uskup-uskup yang memilih menikah, "secara bertahap akan kembali ke dalam struktur gereja kita." Menurutnya, dalam kondisi jumlah pendeta yang sangat minim di seluruh dunia, ada sekitar 150 ribu pendeta yang menikah yang siap untuk melakukan pelayanan gereja kembali.
"Kami tidak akan menunggu sampai Vatikan mengatakan ‘boleh’. Kami sendiri yang menawarkan sebuah pilihan dan pilihan itu artinya anda tidak harus memberlakukan aturan membujang bagi semua orang yang ingin menjadi pendeta," tandas Milingo.
Milingo, 67, kini sudah membentuk sebuah organisasi Married Priest Now dan organisasinya mendapat banyak dukungan dari kalangan penganut Katolik di AS. (ln/iol)