Presiden Suriah, Bashar al-Assad, memperingatkan bahwa konfik antara pasukan pemerintah dan pemberontak di seluruh Suriah akan menentukan nasib bangsa Suriah.
Pernyataan Assad ini dituangkan dalam pernyataan tertulis yang sekaligus merupakan pernyataan publik pertama Assad selama dua pekan terakhir.
“Nasib bangsa dan rakyat kita, masa lalu, masa kini dan masa depan tergantung atas pertempuran ini,” demikian pernyataan tertullis Assad.
Dalam pernyataan yang disampaikan untuk menyambut Hari Angkatan Bersenjata Suriah itu, Assad memuji para prajurit yang menurut dia tengah memerangi ‘kelompok teroris bersenjata.’
Assad menyebut para prajurit Suriah sebagai para pahlawan dan menggambarkan mereka sebagai pembela negara.
Sementara itu, pertempuran pecah di dua distrik yang didiami umat Kristen di bagian kota tua Damaskus.
Pengamat Hak Asasi Manusia di Suriah yang berkantor di Inggris menyebut satu orang tentara tewas di luar distrik Bab Touma dan Bab Sharqi.
Selain itu, suara tembakan terus terdengar di seluruh penjuru hingga di Jalan Baghdad, pusat kota Damaskus.
Kejahatan terhadap kemanusiaan
Sementara itu, Amnesti Internasional mengatakan dalam sebuah laporannya bahwa pasukan pemerintah Suriah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di kota terbesar kedua Suriah, Aleppo.
Dalam laporan yang merupakan hasil penelitian pada Mei lalu, Amnesti meminta Dewan Keamanan PBB agar menyerahkan pemerintah Suriah ke Pengadilan Kriminal Internasional dan menjatuhkan embargo senjata terhadap negeri itu.
Amnesti menuding pasukan pemerintah dan milisi pro pemerintah, Shabiha, menembaki para pengunjuk rasa damai dan para pejalan kaki termasuk anak-anak.
Selain itu, masih menurut Amnesti, tim kesehatan juga menjadi target serangan dan orang-orang yang ditangkap seringkali mengalami penyiksaan.
Di kota Aleppo, sumber pasukan pemberontak mengatakan pesawat-pesawat jet dan helikopter kembali menyerang posisi pasukan pemberontak di kota itu.
Para aktivis kepada BBC mengatakan sejumlah besar pasukan pemerintah tengah menuju Aleppo untuk memperkuat pasukan yang tengah melawan pemberontak.
Namun berita tersebut belum mendapat konfirmasi dari pemerintah atau sumber independen lainnya.
Sejak perlawanan terhadap rezim Bashar al-Assad pecah tahun lalu diperkirakan 20.000 warga Suriah kehilangan nyawanya.(fq/bbc)