Assad Gunakan Kelompok Minoritas untuk Pertahankan Kekuasaannya

Assad Gunakan Kelompok Minoritas untuk Pertahankan Kekuasaannya

Mencari untuk mengakhiri pemberontakan rakyat yang menantang cengkeraman kekuasaannya, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah memanipulasi keragaman sektarian di negara itu dengan menggunakan kelompok minoritas sebagai “alat” untuk memajukan agendanya, seorang intelektual terkemuka Suriah dan tokoh oposisi mengatakan.

Dalam sebuah studi yang dirilis oleh Lembaga Studi dan Pelatihan Al Arabiya yang berasal dari Michel Kilo, seorang penulis Kristen Suriah, pemikir dan aktivis terkemuka, juga mendesak kelompok-kelompok minoritas di negara itu untuk memecah kebisuan mereka dan merencanakan “program praktis” untuk mempromosikan kewarganegaraan dan dialog nasional antara semua minoritas yang ada di Suriah.

Kebisuan beberapa kelompok minoritas, menurut Kilo, tidak menunjukkan bahwa mereka menentang pemberontakan Suriah atau mereka mendukung rezim Presiden Assad. Hal ini hanyalah sebuah hasil dari kebijakan otoriter yang telah berlangsung selama 40 tahun di Suriah, menurut Kilo.

Kilo menuduh Presiden lama Suriah, Hafez al-Assad sengaja telah menciptakan kesenjangan antara sekte yang berbeda di negara itu. Setelah kudeta militer yang berkuasa membawa partai Baath berkuasa, ayah Bashar Assad tersebut membangun rezim otoriter yang bekerja untuk mengisolasi berbagai sekte minoritas Suriah satu sama lain. Sekte minoritas direkrut dalam militer untuk diletakkan dalam konflik melawan satu sama lain.

Presiden Hafez Assad dengan strategi memanfaatkan kelompok minoritas mulai mengontrol seluruh negeri dengan memaksakan penindasan secara sistematis. Kilo dalam periode studi sejarah yang berbeda menunjukkan bahwa sekte yang berbeda Suriah lebih terbuka dan kolaboratif satu sama lain namun hal itu tergantung pada keadaan dan kebijakan yang diterapkan di negara ini.(fq/aby)