Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, menuduh Erdogan bersikap seperti seorang sultan Ottoman/Utsmani dan berpikir dia adalah “khalifah”, dalam sebuah wawancara dengan siaran televisi Rusia Jumat kemarin (9/11).
“Dia (Erdogan) secara pribadi berpikir bahwa ia adalah sultan baru Ottoman dan dia dapat mengontrol wilayah seperti masa kekhilafan Ottoman, di bawah payung baru,” kata Assad di televisi pemerintah Russia Today.
“Dalam hatinya ia berpikir ia adalah seorang khalifah,” sindir Assad, mengacu pada gelar yang digunakan oleh para pemimpin dari dunia Islam dari kekhilafan awal Islam hingga kekhilafan Utsmani atau Ottoman.
Assad mengatakan bahwa mentalitas Erdogan – yang memimpin partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) – yang harus disalahkan untuk runtuhnya hubungan antara rezim Damaskus dan Ankara.
Erdogan telah bergeser kebijakannya terhadap Suriah dari “zero masalah menjadi zero teman,” kata Assad, yang mencatat bahwa ia terakhir berbicara dengan Erdogan pada Mei 2011 lalu.
Assad menuduh Erdogan menginginkan Ikhwanul Muslimin untuk mengambil alih wilayah Timur Tengah, sehingga Erdogan dapat menjamin masa depan politiknya.”
Ketegangan antara Ankara dan Damaskus berkobar terutama setelah sebuah jet tempur Turki dijatuhkan oleh tembakan Suriah pada bulan Juni lalu, menewaskan dua pilot, dan semakin memburuk ketika Suriah melakukan penembakan lintas-perbatasan yang menewaskan lima warga sipil Turki.(fq/afp)