Anggota Ikhwanul Muslimin yang ditahan di UAE atas tuduhan bersekongkol melawan negara ditahan di dalam ruangan ber-AC dan dilayani dengan menu makanana ala “bintang lima” yang dibawa dari hotel terbaik dari negara itu, sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan pada hari Selasa kemarin (23/10).
Anggota Asosiasi HAM UEA (HRA) mengunjungi tahanan yang dikatakan berada di dalam tahanan Kejaksaan federal di ibukota Abu Dhabi.
Ketua HRA Abdel Ghaffar Hussein mengatakan anggota kelompok hak asasi mereka sangat “senang” dengan apa yang mereka saksikan dan tahanan tidak disiksa seperti diklaim beberapa kelompok hak asasi manusia internasional.
Pada bulan Agustus lalu, Human Rights Watch menyerukan diakhirinya apa yang dikatakan mereka adalah “mengganggu perkembangan hak asasi manusia di Uni Emirat Arab, di mana pemerintah telah meluncurkan kampanye penangkapan, penahanan sewenang-wenang dan deportasi untuk menekan serta mengintimidasi aktivis politik yang damai.”
Seorang anggota kelompok Al Ishlah, organisasi Islam yang terkait Ikhwanul Muslimin, mengklaim dalam sebuah laporan yang disampaikan oleh Guardian bahwa anggota kelompok mereka mengalami penyiksaan di penjara UEA.
Namun Hussein mengatakan laporan Human Rights Watch sama sekali tidak berdasar dan memiliki “agenda politik mereka sendiri,” menurut koran UEA The National.
“Para delegasi dari asosiasi yang mengunjungi para tahanan menemukan kamar tahanan mereka sangat baik, dengan AC, tempat tidur yang baik, dan makanan yang tersedia dan sangat baik dan berasal dari hotel bintang lima,” kata Hussein.
“Mereka juga memiliki akses ke layanan kesehatan 24 jam sehari dan dapat berbicara dengan keluarga mereka dua kali seminggu.”
“Dan apa yang membuat kami sangat senang adalah bahwa perawatan semua dari mereka adalah sama, tidak ada yang diperlakukan berbeda,” katanya. “Mengingat bahwa salah satu tahanan adalah masih anggota keluarga yang berkuasa di UAE,” kata Hussein seperti dikutip The National.
Jamila Al Hamili, anggota dewan direksi HRA, mengatakan, “Sebagian besar informasi di Twitter sama sekali tidak benar. Ada beberapa yang ingin mendistorsi realitas, ini adalah sesuatu yang kita harus berhati-hati menyikapinya.”
Dia menjelaskan bahwa penyelidikan menemukan bahwa akun twitter yang dilaporkan milik salah satu tahanan adalah palsu.(fq/aby)