Ini kemunculan pertamanya sejak beberapa bulan lalu, dari persembunyiannya di Irak. Dalam kemunculannya, tokoh pimpinan Syiah Muqtadha Shadr menyerukan persatuan nasional Irak dan hengkangnya pasukan AS dari Irak.
Dalam khutbah Jum’atnya di Masjid Al-Kufah, selatan Baghdad, ia menyatakan, “Tidak untuk kezaliman, tidak untuk Amerika, tidak untuk penjajahan, tidak untuk Israel, tidak untuk Iblis. ”
Ash Shadr lalu mengungkapkan bahwa Israel, Inggris dan AS sebagai segitiga kejahatan. “Saya ingin menegaskan kembali tuntutan saya agar AS segera hengkang dari sini, ” ujar Ash Shadr.
Ia juga mengingatkan pemerintah Irak bahwa para pendukungnya mempunyai suara cukup di Parlemen Irak untuk membatalkan semua alasan bagi kelanjutan keberadaan pasukan AS di Irak.
Terkait dengan kesatuan nasional Irak, . Ash Shadr menegaskan, “Saya sudah sampaikan kepada saudara-saudara saya dari kalangan Sunni di Irak, agar kita tidak bisa dipecah belah dan dipisahkan oleh penjajah. Mereka telah menyambut seruan saya ini, dan kami siap untuk bekerjasama dengan mereka (Sunni) dalam seluruh aspek. Inilah saya, yang mengajukan tangan kepada mereka…. ”
Ash Shadr juga menyerukan untuk melindungi kaum Sunni, bahkan kaum Kristiani dari serangan apapun.
Ash Shadr baru kali ini muncul di depan umum setelah dalam beberapa bulan lalu bersembunyi, sejak militer AS melakukan operasi secara intensif pada bulan Februari lalu. Menurut sejumlah pengamat, Ash Shadr menghilang dan bersembunyi karena ia merasa sebagai tokoh yang diburu oleh AS. Tapi tampaknya sampai sekarang tidak ada indikasi bahwa Ash Shadr sebagai tokoh yang diburu, karena itulah dia muncul kembali. (na-str/iol)