Amerika Serikat telah memutuskan untuk menunda rencana memasok Militer Mesir dengan tambahan empat F-16 jet tempur dianalisa karena (posisi kudeta Militer) belum sepenuhnya aman.
“Mengingat situasi saat ini di Mesir kita belum yakin ini waktu yang tepat untuk pengiriman F-16,” kata juru bicara Pentagon , George Little kepada wartawan.
“Kami tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan pertahanan AS-Mesir karena tetap menjadi dasar dari kemitraan kami yang strategis dengan Mesir dan berfungsi sebagai pilar stabilitas regional,” katanya.
Menteri Pertahanan Chuck Hagel memberitahu panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi tentang keputusannya di telepon Rabu pagi, kata Little.
Kepala tentara Mesir, yang memimpin kudeta pada 3 Juli yang menggulingkan Presiden Mohammed Mursi, menyerukan protes massal pada hari Rabu untuk mendukung tindakan keras terhadap apa yang ia sebut “terorisme dan kekerasan” pendukung Mursi.
Sisi menyatakan banding atas keputusan Hagel itu , menurut George Little, yang tidak menawarkan rincian bandingnya lebih lanjut.
Pentagon tidak mengatakan secara spesifik mengapa membuat keputusan untuk menunda pengiriman jet tempur tetapi mengatakan pemerintah AS ingin melihat Mesir bergerak cepat menuju pemerintahan demokratis.
“Ke depan, segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan akan terus difokuskan pada mempercepat kembalinya Mesir ke pemerintahan yang terpilih secara demokratis secepat mungkin, sesuai dengan persyaratan hukum dan kepentingan keamanan nasional kita,” katanya.
Keputusan AS, bagaimanapun, sebuah sinyal bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama telah menyimpulkan bahwa penggulingan Mursi diakibatkan karena kudeta, kata George Little.
Pemerintah AS selama ini tidak mengatakan Mursi adalah korban kudeta, yang secara hukum akan adanya pembekuan beberapa bantuan militer dan ekonomi AS ke Kairo.
Para pejabat AS masih mengkaji apakah peristiwa di Mesir bisa diberi label kudeta, kata George Little.
Meskipun keputusan untuk menunda pengiriman, Amerika Serikat akan melanjutkan latihan militer bersama yang direncanakan dengan Mesir, kata George Little.(Arby/Dz)