Lebih dari 100 negara menandatangani konvensi larangan bom kluster atau Convention on Cluster Munitions di Oslo, Norwegia. Dengan demikian, Negara-negara yang menandatangani kesepakatan tersebut, dilarang memproduksi, mengirim dan menyimpan bom kluster.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Jonas Gahr Stoere mengatakan, "Ini adalah hari yang bersejarah, dimana mayoritas negara-negara berkomitmen untuk melarang bom kluster. Mereka membuat norma internasional baru yang akan membawa perubahan bagi ribuan dan ribuah orang di seluruh dunia."
Norwegia adalah negara yang paling aktif mengkampanyekan larangan bom kluster ke seluruh dunia. Dalam dua hari, belasan negara antara lain Inggris, Kanada, Prancis, Jerman menyatakan akan ikut menandatangani konvensi itu. Namun sejumlah negara yang dikenal sebagai produsen bom kluster seperti China, Rusia dan AS belum mau menandatangani konvensi tersebut.
"Kami harap negara yang akan menandatangani konvensi ini akan terus bertambah dalam seminggu, sebulan atau setahun yang akan datang. Tentu saja, konvensi ini akan bertambah kuat jika AS, Rusia, China, Israel, Pakistan dan India ikut serta."
Washington sudah menyatakan tidak akan ikut menandatangani konvensi itu, dengan alasan larangan itu terlalu umum dan akan membahayakan tentara-tentaranya.
"Kami juga peduli dengan masalah kemanusiaan, tapi kami tidak akan ikut menandatangani konvensi. Konvensi melarang semua tipe bom kluster, generalisasi seperti itu akan menimbulkan resiko bagi tentara-tentara dan koalisi kami," demikian pernyataan departemen luar negeri AS.
Bom kluster adalah bom yang jika dijatuhkan dari pesawat udara akan meledak menjadi serpihan-serpihan bom yang lebih kecil lagi, sehingga bisa menyebar kemana-mana. Serpihan-serpihan bom yang jatuh tidak semuanya meledak tapi bisa menjadi semacam ranjau darat yang bisa meledak kapan saja dan membahayakan manusia meski konflik lama berakhir.
Organisasi Handicap Internasional (HI) menyatakan, sejak tahun 1965, 100.000 orang dari seluruh dunia tewas atau cacat akibat terkena ledakan sisa bom kluster dan 90 persen korban adalah warga sipil. Lebih dari seperempat dari jumlah korban adalah anak-anak. Mereka mengira serpihan bom kluster itu mainan atau cuma kaleng bekas.
Laos adalah negara yang paling merasakan dampak bom kluster. Angkatan Udara AS menjatuhkan sedikitnya 260 juta bom kluster di Laos sepanjang tahun 1964 sampai 1973. (ln/aljz)