AS Tidak Kaget Atas Perombakan Militer Mesir

Presiden Mursi menunjuk Abdul Fattah (kiri) sebagai panglima militer pengganti Tantawi.

AS telah memperkirakan Mesir akan merombak militer dengan memecat panglima angkatan bersenjata, demikian pernyataan resmi Pentagon.

Marsekal Mohammed Hussein Tantawi, yang dikenal sebagai orang dekat militer AS selama beberapa dekade, diperintahkan untuk pensiun, Minggu (12/08).

Kebijakan tersebut keluar setelah beberapa minggu ketegangan terjadi antara Mursi dengan militer.

Meski pengumuman Presiden Mursi mengejutkan pengamat, tetapi wartawan BBC di Washington melaporkan bahwa AS tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut.

Pentagon, selaku lembaga donor terbesar bagi militer Mesir, menyatakan akan tetap menjaga hubungan baik dengan militer Mesir.

“Kami telah memperkirakan Presiden Mursi dalam satu waktu akan mengkordinasikan perubahan kepemimpinan di militer, dengan menunjuk sebuah tim baru,” kata juru bicara Pentagon George Little kepada wartawan.

“AS dan terutama Departemen Pertahanan akan melanjutkan kerjasama yang erat dengan SCAF (Dewan Tinggi Pasukan Bersenjata Mesir).”

Tetapi bantuan baru dari AS senilai lebih dari US$1 miliar untuk militer Mesir, diperkirakan akan diikuti dengan peningkatan syarat atau peringatan.

Wartawan BBC melaporkan sejumlah nama dalam tim baru itu kebanyakan adalah perwira yang dilatih di AS dan dikenal Pentagon.

Posisi Marsekal Tantawi sebagai panglima militer dan menteri pertahanan diganti oleh kepala intelejen militer Abdul Fattah al-Sisi.

“Menteri pertahanan yang baru adalah orang yang kami kenal, dia berasal dari lingkaran perwira tinggi di SCAF dan kami meyakini akan tetap melanjutkan kemitraan yang kuat yang telah dibangun dengan Mesir,” kata Little.

Dia menambahkan bahwa Menteri Pertahanan AS Leon Panetta akan segera bertemu dengan rekannya yang baru di Mesir dalam kemungkinan waktu secepatnya.

Juru bicara departemen luar negeri AS Victoria Nuland mengatakan pentingnya bagi kepemimpinan sipil dan militer Mesir untuk bekerja sama ”guna meningkatkan tujuan transisi demokrasi di Mesir.”

Mesir telah menjadi sekutu penting AS sejak tahun 1979 saat perjanjian damai Israel-Mesir disepakati.

Tetapi saat Islamis Mursi terpilih sebagai presiden dalam pemilihan demokratis yang pertama, ada kekhawatiran bahwa dia mungkin akan mengkaji ulang kesepakatan damai tersebut.

Sejauh ini militer Mesir belum menunjukkan tanda-tanda perlawanan atas pergantian Marsekal Tantawi.(fq/bbc)