Amerika Serikat memastikan akan menjadi tuan rumah Konferensi Timur Tengah pada tanggal 27 November mendatang, yang akan diselenggarakan di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland.
Bersama Palestina dan Israel, AS mengundang sekitar 40 negara termasuk negara Suriah dan Arab Saudi yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Sean McCormack menyatakan, konferensi itu akan dipimpin langsung oleh Presiden AS George W. Bush. Konferensi itu diharapkan akan menghasilkan "poin-poin negosiasi yang akan mengarah pada pembentukan negara Palestina dan realisasi perdamaian antara Israel-Palestina. "
Sebelum AS mengumumkan tanggal pelaksanaan konferensi itu, Bush menyerukan Arab Saudi untuk mendukung konferensi itu. Karena meski tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, Arab Saudi diharapkan bisa membujuk Abbas (Mahmud Abbas-Presiden Palestina) agar mau kompromi dan membujuk Olmert untuk menyetujui kesepakatan yang akan membuka perdamaian yang lebih luas dengan dunia Arab.
Ditanya apakah masalah perbatasan, status Yerusalem dan hak warga Palestina untuk kembali akan menjadi topik bahasan utama di Konferensi Annapolis, Asisten Menlu AS David Welch mengatakan ia belum bisa "memprediksi detil tentang apa saja yang akan diusulkan oleh pihak-pihak yang akan terlibat dalam konferensi tersebut. "
"Tujuan dari konferesi ini adalah untuk membuka jalan bagi negosiasi bilateral, " jawab Welch pendek.
Sementara itu PM Israel Ehud Olmert pada para wartawan setelah bertemu dengan Presiden Mesir Husni Mubarak di Sharm el-Syaikh mengatakan, ia menginginkan Konferensi Annapolis menghasilkan upaya negosiasi antara Israel dan Palestina untuk mencapai solusi dua-negara.
Olmert juga menyatakan bahwa ia berharap tahun depan sudah bisa mencapai kesepakatan damai dengan Palestina. "Negosiasi-negosiasi yang akan dilakukan tidak akan mudah. Akan ada perbedaan-perbedaan, krisis dan argumentasi-argumentasi. Tapi jika kita bertindak dengan hati-hati, akan terbuka kesempatan untuk mencapai kesepakatan, " ujar Olmert. (ln/aljz/presstv)