AS Ternyata Masih Memberangkatkan Tentara Trauma Ke Irak Dan Afghanistan


Amerika Serikat dilaporkan ternyata masih saja memberangkatkan kembali para marinir dan tentaranya yang trauma ke Irak dan Afghanistan. Hal ini, sehingga yang diduga sebagai penyebab angka bunuh diri yang makin tinggi, demikian menurut seorang aktivis perdamaian.

"Hari ini, tentara dan marinir sedang melakukan tur dengan waktu istirahat yang sangat sedikit. Meskipun mereka (para tentara) menderita trauma mental, mereka masih dikirik ke Irak atau Afghanistan tanpa pengobatan," Dr Dahlia Wasfi mengatakan dalam sebuah wawancara Minggu dengan Press TV.

Sementara menurut laporan Departemen Pertahanan AS, tingkat bunuh diri di kalangan tentara Amerika dan Marinir, terutama mereka yang bekerja di luar negeri, terus meningkat.

Sementara itu Defense Department’s Pharmacoeconomic Center di Fort Sam Houston, mengatakan bahwa 20 persen tentara yang aktif bertugas memakai obat psikotropika yang ditentukan, termasuk antidepresan, antipsikotik, dan sedatif hipnotik.

Ditambahkan bahwa hampir 20 persen dari personil militer yang kembali didiagnosis karena gangguan stress pasca-trauma (PTSD), CBN melaporkan.

Penyebab utama dari epidemi bunuh diri dapat dihubungkan dengan efek PTSD. Gejalanya mulai dari yang ringan sampai parah, termasuk masalah tidur, mimpi buruk, kemarahan, kecemasan, depresi, dan psikosis.

Banyak dari resep obat itu yang mencerminkan masalah yang lebih mendasar, dengan banyaknya tentara yang sering menolak obat itu. (sa/presstv)